Selasa 01 Nov 2016 16:45 WIB

Harga Minyak Naik dari Posisi Terendah Setelah OPEC Capai Konsensus

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak dunia naik dari posisi terendah dalam satu bulan terakhir, di perdagangan Asia pada Selasa (1/11). Kenaikan tersebut terjadi setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak, OPEC, mencapai konsensus tentang pengelolaan produksi, sebagai strategi jangka panjang.

Harga minyak mentah di pasar Amerika Serikat (AS) jenis West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik sebesar 23 sen menjadi 47,09 dolar AS per barel. Harga WTI anjlok hampir empat persen menjadi 46,86 dolar AS per barel di sesi sebelumnya.

Sementara patokan harga minyak di pasar Eropa jenis Brent untuk pengiriman Januari tahun depann naik 45 sen menjadi 49,06 dolar AS per barel. Sebelumnya, harga Brent turun hampir tiga persen sebelum perdagangan Senin (31/10).

"Setelah ada penurunan harga yang dramatis, akan ada sedikit koreksi teknis. Saya masih memperkirakan kesepakatan OPEC tidak akan terwujud," ujar analis minyak dari Philip Future Singapura, Jonathan Chan.

Harga minyak meningkat sebanyak 13 persen sejak OPEC mengumumkan untuk memotong produksi pada 27 September lalu. Pemotongan itu untuk mendorong penurunan harga yang mulai terjadi pertengahan 2014.

OPEC menyetujui stategi jangka panjang untuk mengembalikan perannya dalam mengelola pasar dan menjadi lebih proaktif dalam mengantisipasi perubahan pasar.

"Kurangnya pelaksanaan kuota produksi dan perselisihan yang tumbuh antara produsen OPEC menurunkan kemungkinan tercapainya kesepakatan pada 30 November," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan penelitian.

Produksi minyak OPEC kemungkinan mencapai rekor tertinggi pada Oktober, dengan peningkatan menjadi 33,820 juta barel per hari. Hal itu disebabkan oleh adanya pemasukan dari Nigeria dan Libya, serta penjualan luar negeri Irak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement