REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Partai oposisi terbesar di Pakistan, Selasa, menyatakan dua pendukungnya tewas akibat penggunaan gas air mata oleh polisi untuk menghalau ratusan pendukung yang hendak memasuki Islamabad dalam unjuk rasa menuntut perdana menteri mundur.
"Dua pegawai kami tewas karena penggunaan secara berlebihan gas air mata kadaluwarsa," kata Shah Mehmood selaku pemimpin senior Partai Tehreek-e-Insaf (PTI) kepada televisi lokal Geo TV. Pihak berwenang setempat tidak berhasil dikonfirmasi mengenai peristiwa kematian tersebut.
Ratusan pendukung pemain kriket yang berpindah haluan menjadi politikus, Imran Khan, terlibat bentrokan dengan polisi semalam. Mereka berupaya memasuki ibu kota untuk aksi mogok massal di seluruh penjuru kota, Rabu (2/11).
Pengadilan di Pakistan pada Senin (31/10) memberikan izin kepada politisi oposisi, Imran Khan, mengadakan unjuk rasa menentang pemerintah di ibu kota pada pekan ini, namun memperingatkan bahwa gerakan itu tidak boleh mengganggu kehidupan warga.
Khan mengancam akan 'melumpuhkan' ibu kota Islamabad pada Rabu sebagai bagian dari gerakannya menurunkan Perdana Menteri Nawaz Sharif atas dasar tuduhan korupsi terkait kebocoran "Panama Papers".