Rabu 02 Nov 2016 06:52 WIB

FPI Nilai Pertemuan Prabowo-Jokowi tak Sanggup Redam Demo

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
 Presiden Joko Widodo (kiri) menunggang kuda bersama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Jawa Barat, Senin (31/10).(Republika/Wihdan)
Foto: Republika/Wihdan
Presiden Joko Widodo (kiri) menunggang kuda bersama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Jawa Barat, Senin (31/10).(Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto di Bojongkoneng, Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Senin (31/10) lalu. Presiden pun dianggap telah gagal paham apabila menjadikan pertemuan tersebut sebagai upaya meredam unjuk rasa 4 November 2016 nanti.

"Saya kira presiden gagal paham ya menganggap pertemuan dengan Prabowo bisa meredam aktivitas umat Islam," ujar juru bicara FPI sekaligus koordinator lapangan aksi unras, Munarman, di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (1/11).

Munarman mengaku perlu menegaskan kepada Presiden bahwa aksi 4 November nanti tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017. Seperti diketahui Prabowo adalah salah satu pendukung dari pasangan calon di pilkada.

Kemudian lanjutnya, Jokowi juga dianggap telah memainkan politik yang cukup berbahaya. Sehingga Presiden sampai harus menyambangi untuk merangkul Prabowo agar tidak terjadi adu domba politik. "Bukan saya tidak menghormati pak Prabowo, tetapi yang saya tegaskan Presiden gagal paham memahami masalah ini," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement