REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto di Bojongkoneng, Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Senin (31/10) lalu. Presiden pun dianggap telah gagal paham apabila menjadikan pertemuan tersebut sebagai upaya meredam unjuk rasa 4 November 2016 nanti.
"Saya kira presiden gagal paham ya menganggap pertemuan dengan Prabowo bisa meredam aktivitas umat Islam," ujar juru bicara FPI sekaligus koordinator lapangan aksi unras, Munarman, di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (1/11).
Munarman mengaku perlu menegaskan kepada Presiden bahwa aksi 4 November nanti tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017. Seperti diketahui Prabowo adalah salah satu pendukung dari pasangan calon di pilkada.
Kemudian lanjutnya, Jokowi juga dianggap telah memainkan politik yang cukup berbahaya. Sehingga Presiden sampai harus menyambangi untuk merangkul Prabowo agar tidak terjadi adu domba politik. "Bukan saya tidak menghormati pak Prabowo, tetapi yang saya tegaskan Presiden gagal paham memahami masalah ini," jelasnya.