REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan lobi-lobi politik jelang aksi pada Jumat (4/11) besok. Awal pekan ini, Jokowi menemui pesaingnya dalam pilpres yang juga Ketum Gerindra Prabowo. Keduanya bertemu di kediaman Prabowo di Hambalang. Prabowo dan Jokowi bahkan sempat naik kuda bersama-sama selepas diskusi.
Jokowi membantah jika kunjungan yang dilakukan terkait langsung dengan aksi 4 November. Keduanya hanya membahas masalah kebangsaan.
Namun banyak pihak menganggap aksi Jokowi sebagai bentuk meredakan ketegangan. Lantas mengapa Jokowi memilih bertemu dengan Prabowo dibanding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono?
Mengingat SBY juga memiliki jaringan luas dan mempunyai kepentingan mengingat putranya Agus Yudhoyono akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta mendatang.
Menurut Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro, kasus ini sama seperti pertemuan antara Jokowi dan Prabowo saat ketegangan KPK dengan Kapolri. Jokowi lebih memilih bertemu Prabowo dibandingkan SBY yang sebetulnya juga memiliki pengaruh dan kepentingan mengingat pimpinan KPK saat itu dipilih ketika era beliau.
"Jadi itu preferensi Jokowi, dia merasa bisa lebih berbicara dengan Prabowo," ujar Siti Zuhro ketika dihubungi Republika.co.id, semalam.
Hubungan keduanya juga bukan baru pertama kali terjadi. Prabowo pernah bersama mendorong Jokowi dan Ahok dalam pemilih gubernur DKI Jakarta. Meskipun keduanya, bertolak belakang dalam pemilihan presiden.
Jokowi melihat sosok Prabowo sebagai orang yang memiliki rasa kenegarawanan. Adapun bersama SBY, kata Siti, mungkin lebih kepada basa-basi politik.
"Saya melihat kasat mata seperti itu," ujarnya. "Jadi Prabowo semacam menjadi tempat untuk konsultasi jika ada ketegangan." Namun, kata ia, yang lebih tahu alasan pasti soal ini tetap Jokowi.
(Baca Juga: Ahok Terlalu Dianggap Istimewa dan Aparat Gagap)
Soal apakah pertemuan ini akan memberikan jaminan keamanan pada 4 November? Siti berpendapat tidak. Namun Jokowi tepat telah menemui tokoh ulama yang juga memiliki pengaruh dalam aksi Jumat mendatang.
Aksi pada Jumat ini diyakini akan diikuti ratusan ribu massa. Aksi menuntut agar Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama segara diproses hukum.