REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel berencana menghentikan upaya Palestina bergabung dengan organisasi polisi kriminal internasional (Interpol) pada sidang umum ke-85 yang akan digelar di Bali pekan depan.
Secara luas, diplomat Israel telah melakukan lobi kepada anggota Interpol untuk menolak permintaan bergabung Palestina. Diplomat Israel mendesak Interpol tidak menerima Palestina dan juga mengajak sepertiga dari 190 negara anggota tidak menyetujui keanggotaan Palestina.
Dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (1/11), dalam kunjungannya ke Rusia, Menteri Kemanan Publik Israel Gilad Erdan menemui kepala kepolisian Rusia untuk mendesak penolakan terhadap Palestina. Erdan berpendapat, bergabungnya Palestina ke Interpol dapat mengubah lembaga internasional tersebut menjadi badan politik.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon mengatakan, Israel akan terus berusaha memblokir semua upaya Palestina bergabung dengan badan-badan internasional.
“Palestina melanjutkan strategi multilateral mereka dengan mencari pengakuan melalui organisasi internasional ketimbang melakukan pembicaraan langsung dengan Israel. Kami bekerja dengan semua organisasi internasional yang relevan, termasuk Interpol untuk memastikan hal itu tidak terjadi,” kata Nahshon.
Seorang pejabat diplomatik bahkan mengatakan mereka juga khawatir polisi Palestina dapat membocorkan informasi sensitif kepada kelompok-kelompok teroris.
Sidang umum Interpol akan digelar pada 7-10 November. Sidang ini diperkirakan akan dihadiri 190 negara anggota Interpol.