REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unjuk rasa yang akan dilakukan 4 November esok hari bakal berimbas pada kegiatan perdagangan. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita menyebutkan, unjuk rasa terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipastikan akan menggangu usaha paling tidak untuk jangka pendek.
Alasannya, konsumen diperkirakan enggan melakukan kegiatan belanja terlebih di daerah yang berdekatan dengan lokasi unjuk rasa. Meski begitu, ia yakin imbas dari unjuk rasa tidak akan signfiikan. Ia berharap unjuk rasa bisa berjalan dengan tertib dan tanpa kekerasan.
"Pasti mengganggu, kenapa pastikan aktifitas keluar (orang yang belanja) terganggu meskipun tidak terlalu banyak. Kita yakin tidak ada apa-apa. Pasti terganggu tapi kecil lah," kata Suryadi, Kamis (3/11).
Suryadi juga berharap unjuk rasa esok hari tidak akan mengganggu aksesibilitas masyarakat untuk menuju ke ruang publik. Ia khawatir, unjuk rasa yang berujung pada kekerasan seperti yang terjadi 1998 silam bisa berujung pada anjloknya aktivitas ekonomi. Terlebih, proses perbaikan ekonomi pasca-kerusuhan bisa berlangsung hingga lima tahun.
"Jangan sampai menutup tol, jangan sampai terjadi bentrok. Sebab kerusuhan atau bentrok, ekonomi kita akan turun bisa lima tahun lagi nanti makin banyak orang susah. Kita sudah pengalaman 98 jangan sampai terulang," ujar dia.