REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- World Peace Forum 2016 memang menghadirkan sejumlah tokoh agama dunia. Salah satu tokoh dunia yang jadi pembicara kunci dalam event itu adalah Bishop Gunnar Stalsett.
Bishop Emeritus of Oslo dari Norwegia, Bishop Gunnar Stalsett, berharap, penyelenggaraan World Peace Forum bisa berlanjut dengan semakin banyak melibatkan negara di dunia. Karenanya, dia meminta, World Peace Forum selanjutnya dapat menghadirkan lebih banyak tokoh-tokoh berpengaruh, terutama politik dan agama.
"Libatkan lebih banyak tokoh politik dan agama, karena landasan perdamaian harus bisa kita bangun," kata Gunnar, Kamis (3/11).
Gunnar juga meminta, ada kesepakatan yang tercipta setiap World Peace Forum diselenggarakan. Sehingga, program melawan kekerasan ekstrimisme bisa benar-benar terwujud. Sebab, Gunnar meyakini, program itu bisa terwujud apabila ada kerjasama yang terjalin, dari tokoh agama dan politik di dunia.
Kerja sama, lanjut Gunnar, harus dijalin tokoh politik dan agama dunia. Terutama, jika ekstrimisme sudah mengganggu kehidupan umat beragama, apapun agamanya. Kata dia, penindasan yang terjadi kepada Muslim Rohingya di Myanmar, merupakan satu contoh kekerasan yang masih terjadi, serta membanjirnya migran di Eropa.
Gunnar menilai, semua kejadian itu memberikan gambaran nyata kalau banyak orang di dunia yang masih menderita, termasuk merasakan penindasan dari orang lain. Menurut dia, ini merupakan tanggung jawab bersama dan butuh kerjasama banyak pihak, termauk menghilangkan trauma yang akan tersisa. "Martabat manusia harus bisa kita refleksikan menjadi keadilan dan kedamaian," ujar dia.