Kamis 03 Nov 2016 17:35 WIB

Kufah, Kota Terpenting dalam Sejarah Peradaban Islam

Rep: Amri Amrullah/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Kufah, Irak.
Foto: blogspot.com
Masjid Agung Kufah, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak abad ke-7 M, kota Kufah merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam. Inilah kota bersejarah di Irak yang dibangun pada masa ekspansi pertama Islam ke luar Semenanjung Arab. Kufah pun tercatat sebagai salah satu dari empat kota terpenting bagi penganut aliran Syiah, selain Samarra, Karbala, dan Najaf.

Kufah sempat memegang peranan penting pada masa pemerintahan Khulafa ar-Rasyidin. Khalifah Ali bin Abi Thalib sempat memindahkan ibu kota pemerintahan Islam dari Madinah ke kota ini. Selain itu, Kufah pun sempat menjadi pusat gerakan ilmiah Islam yang telah melahirkan sejumlah ulama dan ilmuwan Muslim terkemuka.

Kota yang terletak 10 km di timur laut kota Najaf itu tergolong kota tua. Awalnya, wilayah itu didiami bangsa Mesopotamia. Ketika Kerajaan Sassanid berkuasa Kufah merupakan bagian dari Provinsi Suristan. Kufah ditaklukan umat Islam pada tahun 637 di era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.

Bendera Islam mulai berkibar di Kufah ketika pasukan tentara Muslim yang dipimpin panglimanya Sa'd bin Abi Waqqas berhasil mengalahkan kerajaan Romawi dan Bizantium dalam Perang Yarmuk pada 636 M. Setahun kemudian, Irak jatuh ke tangan tentara Muslim. Kota pertama yang dibangun tentara Muslim adalah Kufah dan Basra.

Awalnya, Kufah hanyalah kota yang menjadi barak-barak militer Islam. Kota itu menjadi pilihan lantaran bangsa Arab lebih suka tinggal di padang pasir terbuka. Sebab, mereka sangat suka menggembala ternak. Wilayah yang berada di tepi barat Sungai Eufrat itu pun menjadi pilihan sebagai tempat bermukim.

Atas persetujuan Khalifah Umar bin Khattab, Sa'd pun memindahkan pusat kekuasaan Islam di Persia ke Kufah pada awal 638 M. Di kota itu, Sa'd yang termasuk salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama masuk Islam akhirnya membangun kota Kufah. Gedung pemerintahan dan masjid dibangun dengan gaya arsitektur Persia.

Setelah Kufah tumbuh dan berkembang, para sahabat Rasul banyak hijrah dan bermukim di kota itu. Beberapa sahabat Rasulullah yang bermukim di Kufah itu antara lain; Ibnu Abu Waqqas, Abu Musa, Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibnu Mas'ud, Salman, Ammar ibnu Yasir, serta Huzayfa ibnu Yaman. Dalam perjalanannya Kufah menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu agama Islam.

Pada era itu, Kufah juga menjadi pusat penafsiran Alquran. Adalah Abdullah bin Mas'ud yang mengajarkan tafsir serta hadits kepada masyarakat di Kufah. Pada abad ke-9 M, di kota itu Yahya Ibnu Abd Al-Hamid Al-Himmani mengumpulkan hadits ke dalam sebuah musnad. Saat Kekhalifahan Umayyah berkuasa, Kufah bersaing dengan kota Damaskus yang menjadi pusat pemerintahan dinasti itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement