Kamis 03 Nov 2016 18:31 WIB

Pemilih Muslim di Pemilihan Presiden AS Capai Sejuta Orang

Rep: VOANews/ Red: Nur Aini
Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lebih dari satu juta Muslim di Amerika terdaftar sebagai pemilih untuk pemilihan presiden 8 November mendatang. Dilansir VOANews, jumlah tersebut merupakan rekor baru yang membuat Muslim penting dalam ajang ini.

U.S. Council of Muslim Organizations mengatakan jumlah Muslim yang terdaftar tahun ini adalah dua kali lipat pemilu 2012 lalu. "Kami yakin jumlahnya melebihi satu juta," kata Sekretaris Jenderal organisasi, Oussama Jammal.

U.S. Council of Muslim Organizations adalah kelompok yang menaungi puluhan organisasi Muslim. Menjelang pemilu, mereka melakukan kampanye 'Satu Juta Pemilih' untuk menarik Muslim terlibat dalam pemilu. Mereka mengatakan, jumlahnya kini telah melebihi target. Kelompok melakukan pendaftaran di komunitas melalui masjid, sekolah dan acara-acara komunitas. "Kami ingin melakukan perubahan tahun ini," kata dia.

Sebuah survei yang dilakukan Council on American Islamic Relations (CAIR) menunjukkan 86 persen pemilih Muslim berencana menggunakan hak pilih tahun ini. Jammal mengatakan ada indikasi lebih banyak Muslim dalam pemungutan suara awal di pemilu tahun ini daripada pemilu sebelumnya. Semangat pemilih Muslim ini juga dipicu oleh seruan Donald Trump untuk melarang total imigrasi Muslim ke AS. Komentar kontroversial ini mengundang kekhawatiran komunitas Muslim imigran di AS.

Direktur eksekutif CAIR, Nihad Awad sampai harus 'berterima kasih' pada Trump karena membangkitkan pemilih Muslim untuk menggunakan haknya. "Ia melakukannya dengan cara yang tidak pernah terjadi sebelumnya," kata Awad.

Komunitas Muslim pun punya gejolak untuk ikut dalam proses demokrasi. Mereka jadi merasa penting untuk pergi ke tempat pemungutan suara dan memilih. Hal ini karena jumlah Muslim tidak bisa tidak diperhitungkan.

Menurut Pew Research, ada 3,3 juta Muslim yang kini tinggal di AS. Sekitar 1,5 juta di antaranya memiliki hak pilih. Demi menarik perhatian, kelompok advokasi membuat tempat pendaftaran di lebih dari 2.500 masjid, 500 sekolah dan pusat komunitas tahun ini.

"Para imam pun telah diminta memberikan ceramah soal pentingnya memilih dan berpartisipasi dalam kehidupan publik," kata Jammal. Sebelumnya, Muslim pernah menjadi rekan Republik yang memenangkan George W Bush pada 2000.

Sempat disebutkan bahwa Muslim membuat Republik mengamankan posisi di Florida. Namun kini, kelompok minoritas mulai beralih ke Demokrat karena kebijakan invasi Irak, meningkatnya Islamofobia dan kebijakan Muslim yang terkait dengan Republik.

Pada Oktober, survei oleh CAIR menunjukkan 72 persen pemilih Muslim berencana memilih Clinton. Sementara Trump mendapat empat persen suara mereka. Meski demikian, kampanye 'Satu Juta Pemilih' tidak akan cenderung pada satu kandidat.

Jumlah Muslim cukup berpengaruh di sejumlah negara bagian. Seperti Florida, Michigan, Ohio, Pennsylvania dan Virginia. Namun jumlah Muslim cukup sedikit untuk electoral college. CAIR memperkirakan ada 15 ribu pemilih Muslim di Pennsylvania, 25 ribu di Florida dan 27 ribu di Michigan. Meski demikian, jumlahnya kemungkinan lebih tinggi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement