REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan masih tertahan di angka 5,07 persen. Angka ini masih lebih rendah dibanding raihan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini sebesar 5,18 persen.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede menjelaskan, penurunan pertumbuhan ekonomi lantaran pendorong pertumbuhan hanya bergantung pada konsumsi rumah tangga dan investasi. Ia menilai, pemangkasan belanja pemerintah ditambah dengan anjloknya penerimaan pajak tahun ini memberi dampak pada perekonomian domestik.
"Namun investasi juga saya lihat masih cukup bagus dan tumbuh. Dari sisi penjualan semen juga meningkat, jadi investasi di fisiknya juga meningkat ya. Sementara itu seperti yang tadi dikatakan, konsumsi pemerintah masih cenderung agak melambat," ujar Josua, Jumat (4/11).
Ia menambahkan, dengan penghematan konsumsi pemerintah pada semester kedua tahun ini serta penurunan harga komoditas yang masih rendah membuat perekonomian masih belum membaik secara signifikan. Pertumbuhan ekonomi full year pada tahun ini ia proyeksikan bertahan di angka 5,03 persen. Angka ini, lanjutnya, menyusul ekonomi global yang belum pulih dan kinerja ekspor yang juga belum membaik.
"Memang postur kuartal ketiga ini saya lihat lebih didukung karena konsumsi rumah tangga dan investasi apalagi dengan sentimen dari program amnesti pajak kan masih cukup bagus untuk tahun ini," katanya.
Di sisi lain, Josua juga menilai target Presiden Jokowi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di angka 6 persen pada 2018 mendatang masih cukup berat dengan pertumbuhan industri manufaktur yang belum melesat. Alasannya, industri manufaktur selama ini dianggap sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi yang dipasang Presiden Jokowi tentu sudah melalui perhitungan matang. Hanya saja, mengenai apa saja jurus yang akan pemerintah lakukan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 6 persen, Darmin masih belum mau menjelaskan lebih detil.
"Itu pasti sudah ada hitungannya. Namun untuk menjelaskan itu butuh penjelasan panjang. Nanti saja kami jelaskan," ujar Darmin singkat.