REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu warga negara Indonesia (WNI) keturunan Tionghoa, Christover (28), ikut mengomentari aksi bela Alquran. Menurut dia, aksi tersebut sah-sah saja dan merupakan bagian dari demokrasi di Indonesia.
"Kalau agenda pendemo cuma ingin menuntut Ahok agar diproses secara hukum sih oke-oke aja, kan juga Ahok sedang menjalani proses tersebut," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (4/11).
Namun dia agak khawatir apabila ada agenda lain di balik aksi tersebut misalnya membawa isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pasalnya, kata Christover, demokrasi di Tanah Air terkadang masih melihat suku dan agama seseorang, padahal bangsa Indonesia sudah diajarkan untuk bertoleransi.
Dia menyebut agama terkadang dijadikan kambing hitam untuk memuluskan rencana politik. "Saya berharap rakyat Indonesia enggak mudah terhasut dengan isu-isu yang bisa memecah negara," ujarnya.
Saat ditanya apakah ia takut apabila aksi 4 November berdampak buruk bagi keturunan Tionghoa di DKI Jakarta, Christover menjawab santai. "Saya enggak takut. Saya percaya Indonesia enggak akan serasis itu," ujarnya.
Hari ini ratusan ribu peserta aksi memenuhi kawasan Monas dan sekitarnya. Mereka terdiri dari berbagai komponen masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Aksi menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diproses secara hukum dengan seadil-adinya atas kasus dugaan penistaan agama.