REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi Opera Kecoa yang akan dibawakan Teater Koma ternyata menempuh jalan panjang. Sebelum ditampilkan kembali, karya ini sempat dilarang untuk dipentaskan.
Pimpinan Produksi Opera Kecoa Ratna Riantiarno mengungkapkan, pementasan Opera Kecoa pertama kali dilakukan pada 1985. Setelah pementasan itu berhasil, ternyata Japan Foundation berminat ingin mementaskan pada 1990 di Jepang.
"Produksi sudah dipersiapkan di Jepang, ada empat kota. Dari tim EO sudah melakukan riset kebutuhan pangung terlebih dahulu dan mereka menyanggupi untuk membawa 30 orang tim kami," kata Ratna mengenang perjuangan pementasan Opera Kecoa.
Setelah semuanya siap, sebelum berangkat ke Jepang, Teater Koma terlebih dahulu manggung di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Namun ternyata pementasan itu malah mendapatkan pelarangan. Pementasan tersebut dinilai tidak memiliki unsur mendidik bagi bangsa.
Pementasan di Jepang pun batal sebab Teater Koma tidak mendapatkan izin untuk membawa pertunjukan Opera Kecoa ke luar negeri. Segala usaha dilakukan agar bisa dipertunjukkan, hanya saja tetap saja usaha tersebut gagal.
"Ini cukup menyedihkan karena sekalinya diundang ke luar negeri dan malah ditentang. Akhirnya kami berpendapat ke luar negeri enggak penting, biar kami jadi tuan rumah di rumah sendiri," ujar artis senior Indonesia ini.