Jumat 04 Nov 2016 20:30 WIB

Kapolri Perintahkan Anggotanya tak Lepaskan Gas Air Mata

Rep: Mabruroh/ Muhyiddin/ Red: Karta Raharja Ucu
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (kanan) bersama Kapolri Tito Karnavian memantau Aksi Damai 4 November di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (kanan) bersama Kapolri Tito Karnavian memantau Aksi Damai 4 November di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengimbau kepada seluruh anggotanya tidak melepaskan gas air mata untuk menghalau massa, Jumat (4/11). "Saya Kapolri, saya minta ke anggota polri dan saudara-saudaraku pengunjuk rasa kembali. Kita semua adalah saudara kita semua memiliki keluarga di rumah masing-masing. Saya Kapolri meminta agar menghentikan tembakan-tembakan (gas air mata)," ujar Kapolri melalui pengeras suara.

Pantauan Republika.co.id, di lokasi demo, massa dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) memaksa masuk ke Istana Negara. Mereka juga melemparkan batu dan botol air mineral ke arah barisan polisi. Polisi pun beraksi dengan melepaskan gas air mata untuk menghalau massa.

"Kepada peserta agar kembali dan kita ciptakan kedamaian. Kita ciptakan perdamaian, sebagai umat Islam. Sesama umat Islam tidak boleh bertikai," kata Kapolri menegaskan.

Sebelumnya massa aksi yang membawa bendera HMI kembali ricuh di depan Istana Negara, Jumat (4/11) pukul 18.57 WIB. Massa HMI melemparkan botol, kayu, dan memukul polisi dengan kayu bendera.

Awalnya, massa mahasiswa itu dihalau oleh laskar FPI agar tidak membuat kedicuhan. Namun, laskar FPI tidak mampu menahan mereka, sehingga massa aksi itu harus berhadapan dengan pasukan brimob.

Mereka pun saling dorong dengan polisi yang menggunakan tameng itu, sehingga ada seorang polisi yang harus dibawa dengan ambulan akibat kericuhan itu. Bahkan, tak berselang lama seorang pewarta foto juga terkena batu di dahinya. Mereka pun langsung di rawat di dalam ambulan.

Sementara, mobil komando massa aksi yang dinaiki oleh para tokoh agama terus mengimbau agar massa aksi dari HMI tidak terprovokasi dan diminta untuk tenang.

"Tidak boleh ada kekerasan, kita aksi damai," ujar salah satu orator yang berada di atas mobil komando itu.

Dari mobil komando yang dinaiki tokoh agama itu, takbir terus bergema dan membacakan shalawat nabi. Aksi masih berlangsung hingga pukul 19.00 WIB dan masih belum ada kabar dari perwakilan yang telah memasuki Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement