REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur memperoleh tambahan pupuk bersubsidi 13.026 ton untuk mencukupi kebutuhan kekurangan pupuk pada musim tanam (MT) I pada November-Desember 2016. "Adanya kepastian tambahan alokasi pupuk bersubsidi bagi Bojonegoro kami terima dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur, dua hari lalu," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari di Bojonegoro, Sabtu (5/11).
Ia merinci tambahan alokasi pupuk bersubdi untuk Urea 10.850 ton, ZA 1,526 ton, Phonska 1.470 ton, sedangkan Petroganik tidak ada tambahan dan SP-36 justru dikurangi menjadi 169 ton. Menurut dia, tambahan alokasi pupuk bersubsidi di daerah itu berasal dari daerah lain yang tidak mampu menyerap pupuk bersubsidi.
"Pupuk bersubsidi alokasi daerah lain yang tidak diserap itu kemudian dialokasikan ke Bojonegoro," ucapnya.
Dengan adanya tambahan pupuk bersubsidi itu, menurut dia, daerahnya tidak akan kekurangan pupuk pada MT I.
Sebelumnya, menurut dia, dinas pertanian sudah mengajukan tambahan alokasi pupuk bersubsidi kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Timur, untuk mencukupi kebutuhan pupuk di daerahnya.
"Kami mengajukan permintaan tambahan alokasi pupuk bersubsidi melalui surat tiga kali," ucapnya.
Sesuai data, katanya, alokasi pupuk bersubsidi untuk urea 54.922 ton, sedangkan RDKK pupuk Urea 76.075 ton, alokasi ZA 20.838 ton, sedangkan RDKK 37.049 ton. Alokasi SP-36 sebanyak 15.317 ton dari RDKK 32.987 ton, alokasi NPK 38.899 ton, sedangkan sesuai RDKK 97.397 ton, dan alokasi Petroganik 25.511 ton, jauh dari usulan RKK sebesar 158.352 ton.
Data dari PT Petrokimia Gresik, penyerapan pupuk bersubsidi di daerah setempat untuk Urea 49.221 ton, ZA 17.465 ton, SP-36 14.148 ton, Phonska 36.115 ton dan Petroganik 23,712 ton, per Oktober. "Kalau tidak ada tambahan alokasi pupuk bersubsidi jelas daerah kami akan terjadi kelangkaan pupuk, sebab alokasi pupuk bersubsidi yang sudah terserap sekitar 90 persen," tuturnya.