Sabtu 05 Nov 2016 20:00 WIB

Terduga Provokator Mengaku Kader HMI, Ini Penjelasan Sang Ketua Organisasi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Reiny Dwinanda
Massa merusak kawat berduri saat unjuk rasa 4 November di Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Massa merusak kawat berduri saat unjuk rasa 4 November di Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir menyesalkan adanya tudingan yang menyebutkan provokator aksi 4 November adalah anggotanya. Ia juga memastikan orang yang diamankan polisi sebagai terduga provokator bukan kader HMI.

"Pria bernama Ferdinand yang mengaku dari HMI bukanlah kader kami," kata Mulyadi dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (5/11).

Terkait klaim Ferdinand yang diamankan polisi atas dugaan memprovokasi massa aksi damai menuntut penyelesaian kasus dugaan penistaan Islam oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Mulyadi membeberkan analisisnya.

Ia mengungkapkan tidak ada kader Himpunan Mahasiswa Islam yang beragama Kristen, seperti yang tertera di kartu tanda penduduk milik Ferdinand. "Saya tanyakan ke seluruh cabang soal orang ini dan tidak ada yang mengenal," ujar Mulyadi.

Tentang bendera HMI yang diusung terduga provokator, Mulyadi menjelaskan bendera dan tiang bambu miilk kadernya tidaklah sama. Setelah mencermati foto-foto kejadian, ia menemukan sejumlah perbedaan antara properti HMI dengan yang dibawa oknum tersebut.

Mulyadi mengungkapkan pihaknya hanya membuat 50 bendera berwarna hijau tua. Sebagai tonggaknya, kader HMI menggunakan bambu belah setinggi 1,2 meter. "Nah, kalau di foto ini kan warnanya beda, bendera hijau muda dengan tiang bambu bulat," kata Mulyadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement