Ahad 06 Nov 2016 07:55 WIB

Haedar Nashir: Umat Islam Tebarkan Damai dan Uswah Hasanah

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Haedar Nashir
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam telah menyampaikan aspirasinya pada demo 4 November 2016 lalu. Pemerintah telah bersikap memerintahkan Kepolisian memproses hukum dengan cepat, tegas dan transparan kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, meminta seluruh umat Islam di Indonesia menunjukkan itikad dan sikap yang baik dan terpercaya, kalau pesan demo telah sampai pada tujuannya. Ia meminta umat mempercayakan penanganan kasus itu sepenuhnya kepada Kepolisian, sesuai dengan tugas dan kewenangannnya.

Untuk Kapolri dan jajaran Kepolisian, Haedar meminta penanganan kasus itu benar-benar dilakukan tegas, cepat dan transparan, serta menjauhi hal-hal yang dapat menimbulkan keraguan publik.

Kepolisian, diminta tidak mempertimbangkan aspek politik dan lain-lain, seperti mengaitkan proses hukum dengan Pilkada. "Pertaruhannya sangat berat, maka tegakkan hukum tanpa pandang bulu," kata Haedar lewat rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (6/11).

Ia berharap, umat Islam dapat menurunkan tensi kemarahan agar mampu menunjukkan sikap ihsan atau kebajikan, sebagaimana tuntunan ajaran Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Selain itu, umat Islam harus menunjukkan sikap damai yang menebarkan suasana aman, tenang dan sejuk.

"Buktikan kepada masyarakat luas bahwa umat Islam dalam keadaan apapun mampu memberikan uswah hasanah atau suri teladan yang baik," ujar Haedar.

Seiring dengan itu, Haedar mengimbau umat Islam menghindari ujaran dan imbauan yang dapat memanaskan situasi, dan berpotensi provokasi yang berujung kepada tindakan yang tidak diinginkan. Namun, ia meyakini tokoh-tokoh umat mampu membimbing dan menyiramkan pesan-pesan Islam yang damai dan uswah hasanah.

Sebagai mayoritas, lanjut Haedar, umat Islam dapat memberi sibghah atau karakter keislaman dan keindonesiaan yang damai, toleran, bermartabat dan kerkeadaban mulia. Sejarah Muslim Indonesia adalah keteladanan, sehingga dari bumi Indonesia lahir wajah Islam yang tawasuth dan tawazun atau moderat.

Indonesia yang berlandaskan Pancasila, menurut Haedar, bagi umat Islam adalah Darul Ahdi Wasyahadah, sebagai negara damai dan tempat membangun peradaban Islami menuju Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. Tampilkan peran sebagai ummatan wasatha dan syuhada ala al nas, selalu menyebarkan rahmatan lil alamin.

Ia menambahkan, umat Islam jangan sampai terpancing dengan anjuran-anjuran atau provokasi siapapun dan mengatasnamakan apapun. Terlebih, menurut Haedar, umat jangan sampai terhasut anjuran-anjuran yang tidak mencerminkan akhlaq karimah, dan dapat merugikan umas Islam itu sendiri.

"Kini dan ke depan, masih banyak agenda strategis umat Islam yang harus dilakukan secara kolektif, untuk menjadi khaira ummah di negeri tercinta ini," ungkap Haedar menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement