REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mengatasi kemacetan, Kota Bandung bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan akan membangun Metro Kapsul di jalur tersibuk Kota Bandung. Targetnya, pembangunan tersebut akan dimulai pada awal 2017.
Menurut Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, untuk mematangkan rencana tersebut, ia telah menggelar pertemuan bersama Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Didi Ruswandi di Pendopo Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Ridwan Kamil mengatakan, rencananya rute Metro Kapsul ini akan dimulai di Jalan Stasiun Barat menuju Jalan Pasir Kaliki, Jalan Kebon Jati, Jalan Kebon Jati, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Dalem Kaum, Jalan Dewi Sartika, Jalan Kepatihan, dan kembali ke Jalan Otto Iskandardinata menuju ke Stasiun Bandung.
Metro Kapsul yang diproduksi di Subang Jawa Barat ini, kata dia, akan beroperasi di jalur sepanjang 2.850 meter. Platform Metro Kapsul rencananya akan di dirikan di tiga titik, yakni di Terminal Angkot Stasiun Hall, Pasar Baru Trade Center, dan pedestrian di Jalan Dalem Kaum.
"Dalam sekali beroperasi, akan ada empat unit Metro Kapsul yang berjalan beriringan dan dikemudikan secara otomatis," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Menurut Emil, PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul (Trekka) selaku produsen juga telah menyiapkan dua unit Metro Kapsul cadangan. Emil menyambut baik gagasan ini karena akan sangat membantu mengurangi kemacetan di Kota Bandung.
"Jalur ini adalah jalur perdagangan tersibuk di Kota Bandung. Apalagi ini melewati Pasar Baru yang selalu padat oleh wisatawan yang akan berbelanja," katanya.
Emil berharap, rencana ini bisa terealisasi dengan cepat. Ia menginginkan akhir 2017 moda transportasi massal buatan dalam negeri ini sudah bisa beroperasi.