Ahad 06 Nov 2016 08:56 WIB

Umat Khonghucu Yakin Umat Islam Mitra Pelindung

Massa berwudhu sebelum melaksanakan sholat jumat jelang pelaksanaan aksi 4 November di Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Massa berwudhu sebelum melaksanakan sholat jumat jelang pelaksanaan aksi 4 November di Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Khonghucu meyakini umat Islam di Indonesia dapat menjadi mitra sekaligus pelindung dalam kehidupan bermasyarakat dan berdemokrasi di Tanah Air.

Ketua Presidium Generasi Muda Khonghuchu Indonesia (GEMAKU) Pusat Kristan, Conf.Sc, MA di Jakarta mengatakan umat Islam selama ini sudah memainkan peran sebagai mitra dan pelindung yang baik bagi kaum minoritas di Indonesia.

"Kami masih tetap meyakini Umat Islam sebagai partner dan pelindung dalam bermasyarakat," katanya, Sabtu malam (5/11).

Pihaknya bahkan telah membuat Pernyataan Sikap Bersama DPP Generasi Muda (Gema) Mathlaul Anwar dan Generasi Muda Khonghuchu (Gemaku) Indonesia Pusat pada Posko Simpatik dalam aksi 4 November 2016. Kedua pihak sepakat mendukung pemerintah memproses secara hukum laporan dugaan penistaan agama yang dilakukan saudara Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).

"Kami mengapresiasi umat Islam yang melakukan aksi turun ke jalan secara damai dan simpatik," katanya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum DPP Gema Mathlaul Anwar Ahmad Nawawi menyatakan umat Islam selalu berusaha menjadi mitra yang baik bagi umat lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terkait aksi 4 November 2016, pihaknya sangat mengapresiasi aparat keamanan yang melakukan pengawalan secara persuasif dengan cara-cara inovatif sehingga demonstrasi berlangsung aman.

"Kami menegaskan bahwa umat Islam sangat menghargai umat agama lain sehingga di masa mendatang setiap umat beragama yang berbeda dapat bekerja sama di segala bidang dengan prinsip saling menghargai, menghormati, dan memahami," demikian Nawawi, dikutip Antara News.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement