Senin 07 Nov 2016 13:09 WIB

Di Kenya Umat Islam dan Kristen Kerja Bakti Mengecat Rumah Ibadah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agus Yulianto
Muslim di Kenya
Foto: RNW.nl
Muslim di Kenya

REPUBLIKA.CO.ID, KIBERA -- Sebuah kota di Kenya, Kibera, memiliki kebiasaan unik. Penduduk Kibera mengecat seluruh rumah ibadah setiap agama dengan cat warna kuning. Mereka pun mengecat setiap rumah ibAdah dengan gotong royong antarumat beragama.

Dilansir Daily Sabah, Senin (6/11), Kota yang dikenal dengan pemukiman kumuh di Afrika, Kibera, Kenya memiliki masjid dan gereja dengan warna cat yang sama kuning keemasan. Imam Masjid Jeddah Nairobi Syekh Yusuf Nasur Abuhamza sempat mengunjungi kota Kibera dan shalat di salah satu masjid tersebut.

"Saya ingat hari itu, kedua umat Islam dan Kristen datang ke masjid untuk mengecatnya," ujar Nasur sambil menunjuk bagian dinding masjid yang dicat. Menurut dia, semua orang bahagia ketika kerja bakti saat itu, ini adalah makna dari warna kuning.

Kristen dan Muslim selalu hidup sebagai saudara, saling membantu ketika membutuhkan. Ini merupakan sebuah pesan bagi masyarakat Afrika untuk mengkampanyekan perdamaian, cinta dan persatuan di antara semua agama.

Proyek pengecatan rumah ibadah dengan warna kuning ini telah dimulai sejak Agustus 2016. Meskipun pelaksanaannya baru dimulai sebulan lalu.

Pencetus proyek yang dikenal color in faith Nabila Alibhai mengatakan, pentingnya penggunaan warna kuning ini. "Kuning adalah warna yang netral, juga warna cahaya yang menghalau kegelapan. Ketika anda melihat orang suci, mereka tampak terlihat memiliki aura berwarna kuning," UJAR dia.

Setelah mereka mengecat masjid, kedua umat beragam tersebut menuju ke Gereja Anglikan Kenya yang berjarak 200 meter dari masjid. Mereka mengacat warna yang sama dengan cat masjid hingga ke atap gereja.

"Kita tidak boleh membiarkan agama untuk memecah belah masyarakat, sebagian besar bahkan dicampur dengan isu politik. Seorang kristen tidak harus takut dengan seorang muslim  dan umat Muslim tidak harus melakukan hal yang sama. Kita perlu membantu satu sama lain sebagai manusia," tegas dia.

Seorang Muslim Abdi Fatah mengatakan, dirinya merindukan hari ketika umat Islam tidak lagi dilihat sebagai teroris karena tindakan terorisme dilakukan oleh kelompok militan al Shabaab. "Siapa pun yang mengenakan pakaia berwarna putih seperti saya dianggap teroris, setiap Muslim yang taat di sebut terorism, tapi warna ini (kuning), kami adalah keluarga di Kenya dan akan bersatu," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement