Senin 07 Nov 2016 16:07 WIB

OJK Antisipasi Gejolak Ekonomi Akibat Sentimen dari AS

Red: Nur Aini
Otoritas Jasa Keuangan (Ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Otoritas Jasa Keuangan (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengantisipasi gejolak terhadap stabilitas sistem keuangan domestik, menyusul potensi tekanan global karena Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat dan ekspetasi kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2016.

"Sudah price in, pelaku pasar punya ekspetasi. Namun kami selalu pantau itu dan juga bagian review kami," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad di Jakarta, Senin (7/11).

Namun, menurut Muliaman, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan akan terjadinya dana keluar akibat gejolak dari AS tersebut, terutama yang disebabkan ekspektasi kenaikan bunga The Fed. Menurutnya, persepsi pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi Indonesia sudah sangat meningkat.

Membaiknya persepsi itu pula yang akan membendung potensi dana keluar untuk kembali ke negara Abang Sam. "Tidak, tidaklah terlalu banyak (ketergantungan terhadap suku bunga The Fed). Kita terus membangun ekonomi domestik," kata dia.