REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- ISIS menyiapkan lima bom mobil di Raqqa pada Senin (7/11), dengan menargetkan kelompok bersenjata Syrian Democratic Forces (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS). SDF dan milisi Kurdi YPG yang memulai operasi perebutan Raqqa pada Sabtu (5/11) lalu menambah tekanan terhadap ISIS setelah menghadapi serangan besar dari Irak.

Seorang sumber Kurdi mengatakan, koalisi pimpinan AS memberikan dukungan serangan udara yang maksimal dalam operasi yang dinamai Efrat Anger itu. "Sulit memperkirakan waktu operasi saat ini. Pertempuran tidak akan mudah," kata sumber itu.

Serangan difokuskan di daerah utara Raqqa, dekat kota Ain Issa. Syrian Observatory for Human Rights melaporkan, pasukan SDF mengunci posisi ISIS, tetapi tidak ada kemajuan nyata.

SDF menjadi mitra utama pasukan koalisi pimpinan AS di Suriah dalam malawan ISIS. Mereka menyerang sejumlah tempat di utara Suriah dengan dukungan serangan udara AS.

Operasi perebutan Raqqa menjadi rumit setelah Turki menyatakan keberatan atas keterlibatan pasukan Kurdi YPG. Menurut Turki, Raqqa adalah kota yang didominasi Arab, sehingga yang membebaskan Raqqa dari ISIS seharusnya kelompok Arab Suriah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika