REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pemberian sanksi tegas terhadap oknum pendukung sepak bola di Tanah Air tidak bisa ditawar-tawar lagi. Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, langkah ini penting untuk menghilangkan ulah mereka yang sudah mengancam persatuan bangsa.
Saat dimintai komentarnya terkait keributan pendukung sepak bola lokal yang sering menimbulkan korban jiwa, Imam mengatakan, penegakan hukum menjadi kunci utama dalam mengatasi persoalan ini. “Siapa pun yang melanggar di dalam dan luar lapangan, hukum yang bicara,” ujar Imam, usai menghadiri Inisiasi Kota Layak Pemuda 2016, di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (8/11).
Imam mengakui, selama ini pihaknya belum maksimal dalam mengatasi persoalan tersebut. Namun, Ia memastikan, pembinaan pendukung sepak bola ini menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama klub dan PSSI. Bahkan, industri yang mendukung persepakbolaan di Tanah Air pun bisa ikut berperan. “Industri, tarik saja sponsornya dari klub yang penontonnya rusuh. Bagus itu,” katanya.
Oleh karena itu, Imam meminta kepolisian dan pihak terkait lainnya agar tidak ragu menjatuhkan sanksi kepada suporter yang berbuat onar. Sanksi, bisa diberikan dengan melarang kehadiran mereka pada sejumlah pertandingan. Bahkan, klub yang didukung oleh oknum supporter pun harus dijatuhi sanksi. “Ada sesuatu dengan suporter, konsekuensinya berpengaruh ke klub. Klub harus bertanggung jawab.”
Menurut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, sikap tegas pun harus dilakukan pemain di lapangan. Menurutnya, pemain bisa saja menghentikan pertandingan saat penonton berbuat ulah seperti meneriakkan yel-yel dan penghinaan terhadap kelompok lain. Deddy mengatakan, Ia prihatin dengan terbunuhnya salah seorang pendukung sepak bola di Cirebon akibat bentrokan suporter dengan warga. "Menghargai kemanusiaan jauh lebih penting," katanya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, menambahkan, untuk mendamaikan suporter, ia melakukan pendekatan dialog. Emil mencontohkan, saat akan pertandingan final antar Persib dan Persija, berkali-kali Ia berkomunikasi dengan Persija Jakarta untuk mendamaikan Bobotoh (pendukung Persib Bandung) dan Jakmania (pendukung Persija). “Saya membuka dialog, saya mendatangi kantor Persija, saya berdialog dengan Jakmania lebih dari empat kali," kata Emil.