Selasa 08 Nov 2016 15:06 WIB

DBD Marak, PMI Dorong Pelajar di Sukabumi Giatkan PHBS

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Korban Tewas Akibat DBD Bertambah
Foto: Mardiah
Korban Tewas Akibat DBD Bertambah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi mendorong para pelajar untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Langkah tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang marak di musim penghujan.

"PMI tengah melakukan sosialisasi pencegahan DB D ke sekolah-sekolah," terang Humas PMI Kabupaten Sukabumi Atep Maulana kepada wartawan Selasa (8/11). Terakhir, sosialisasi dilakukan ke SMA Sagaranten di Kecamatan Sagaranten.

Sosialisasi ini terang dia, terutama melalui kegiatan palang merah remaja (PMR) yang ada di sekolah. Menurut Atep, para pelajar diharapkan mampu berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS. Pasalnya, selama ini kesadaran warga menjaga PHBS masih minim.

Atep mengungkapkan, kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan ini harus ditanamkan sejak dini termasuk di kalangan pelajar. Nantinya, para pelajar akan berperan menjadi pendidik teman sebaya di lingkungan sekolah atau di sekitar tempat tinggalnya.

Para pelajar juga lanjut Atep akan digerakkan untuk menggiatkan gerakan 3M plus. Dimana gerakan tersebut melandaskan pada tindakan menguras tempat yang menampung air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi media perkembangbiakan nyamuk.

Di sisi lain, jumlah daerah endemis demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukabumi diprediksi bertambah banyak. Sebab, ada sembilan wilayah kerja pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang kasus DBD nya terus mengalami peningkatan. "Saat ini ada 13 puskesmas yang dikatakan sebagai daerah endemis DBD," kata Wakil Supervisor (Wasor) DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Joppy JR.

Jumlah puskesmas di Sukabumi mencapai sebanyak 58 unit yang melayani 47 kecamatan. Ke 13 puskesmas yang endemis DBD tersebut adalah Cicurug, Cikembar, Sekarwangi, Gunungguruh, Cibadak, Sukaraja, Karawang, Salajambe, Cibolang, Parungkuda, Palabuhanratu, Cisaat, dan Cicantayan. Joppy mengatakan, jumlah puskesmas yang endemis ini diperkirakan akan bertambah banyak.

Hal ini dikarenakan ada sembilan puskesmas yang setiap tahun kasus DBD mengalami kenaikan. Sembilan puskesmas itu yakni Kadudampit, Kebonpedes, Limbangan, Caringin, Jampang Kulon, Cipari, Cijangkar, Nagrak, dan Simpenan. Penambahan jumlah daerah endemis DBD ini ungkap Joppy disikapi Dinkes dengan menggiatkan sosialisasi pencegahan penyebaran DBD kepada masyarakat seperti penerapan PHBS. Data Dinkes Sukabumi menyebutkan, jumlah warga yang terkena DBD sepanjang Januari-Oktober 2016 mencapai 757 orang. Sementara warga yang DBD mencapai sebanyak 773 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement