REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo disarankan segera mengungkap siapa aktor politik yang diduga menunggangi aksi 4 November. Pasalnya, jika Jokowi terus menundanya, maka akan menimbulkan persepsi atau dugaan yang berkembang ke mana-mana.
"Kalau nggak jelas kaya gini bisa terjadi tuduhan ke mana-mana, harusnya sebut saja sehingga menjadi clear dan tidak menimbulkan praduga dan saling curiga ke arah yang tidak diinginkan," ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Budi Luhur Umaimah Wahid kepada Republika.co.id, Selasa (8/11).
Jokowi, kata dia, hendaknya memberi pernyataan yang lebih menyejukkan. Jika memang benar ada aktor politik yang menunggangi aksi 4 November, Jokowi sebaiknya tidak memberikan pernyataan menggantung. "Harus lebih detail, gamblang, terbuka, dan tidak lari," kata Umaimah.
Umaimah menduga Jokowi sudah mendapat laporan terkait adanya pihak-pihak yang ingin mendompleng aksi 4 November. Laporan tersebutlah yang menjadi dasar Jokowi mengeluarkan pernyataan tentang adanya aktor politik.
Apabila aktor politik yang dimaksud benar-benar ada, Umaimah menyebut bisa jadi pernyataan Jokowi menjadi sinyalemen bagi pihak-pihak tersebut untuk tidak mengacaukan situasi. "Kalau sudah ada pernyataan berarti sudah ada dugaan tapi kalau diungkapnya lama tidak baik juga karena menyebabkan sesama anak bangsa saling menuduh. Padahal, anak bangsa sama-sama punya kontribusi bagi negara," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi menyebut bahwa aksi damai 4 November telah ditunggangi aktor politik yang memanfaatkan situasi. Pasalnya, aksi 4 November yang berjalan damai dan tertib hingga Maghrib, mendadak berubah ricuh setelah waktu Isya. Jokowi sendiri enggan mengungkap siapakah aktor politik yang dimaksud sampai memiliki cukup bukti.