Selasa 08 Nov 2016 17:47 WIB

Dosen: Ferdinan Bukan Provokator, Tapi Sedang Tugas Liputan Kampus

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
 Umat muslim bersiap melakukan aksi demonstrasi didepan masjid istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Umat muslim bersiap melakukan aksi demonstrasi didepan masjid istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Saat aksi 4 November media sosial (medsos) dihebohkan dengan kabar salah satu provokator bernama Ferdinan ditangkap Kepolisian. Yang membuat viral adalah lantaran dalam foto kartu tanda penduduk (KTP) Ferdinan beragama Katolik.

Salah satu dosen Ferdinan, Sekarseta Prihatmadi, menegaskan kabar tersebut tidak  benar. Mahasiswanya bukanlah provokator aksi 4 November seperti yang dituduhkan di medsos. Kehadiran Ferdinan pada Jumat (4/11) lalu tak lain hanya melaksanakan tugas mata kuliah produksi berita televisi darinya. Ferdinan adalah mahasiswa Universitas Budi Luhur.

"Di kelas saya memang mereka (mahasiswa) berlatih meliput peristiwa. Kebetulan Ferdinan kemarin (4/11) meliput ke sana," kata Sekar kepada Republika.co.id, Selasa (8/11).

Dia menyebut, berdasarkan informasi dari keluarga Ferdinan, KTP mahasiswanya tersebut difoto oleh polisi. Namun dia tidak mengetahui awal mula foto tersebut menyebar ke medsos.

"Yang foto polisi, tapi kalau yang menyebar enggak tahu. Tiba-tiba sudah tersebar di sosmed. Yang membuat kabar itu jadi 'seksi' karena agama Ferdinan berbeda dengan para peserta aksi," ujarnya.

Padahal saat itu bukan hanya Ferdinan yang diamankan polisi, namun ada juga 10 orang lainnya. Ferdinan diamankan polisi ketika terjadi kericuhan di lokasi aksi. Saat itu dia tepat berada di belakang polisi.

"Pas chaos, tiba-tiba dibawa sama polisi, masih bawa kamera. Ditanya dua kali sama polisi, 'kamu anak HMI bukan?'," ujar Sekar.

Mahasiswa semester 5 itu mengatakan bukan, karena memang Ferdinan bukan anggota HMI. Saat meliput, Ferdinan tidak sendiri. Dia bersama tiga orang temannya, namun saat gelombang aksi membesar mereka terpisah.

Ada satu kesalahan yang Ferdinan lakukan saat meliput aksi tersebut yakni lalai membawa surat tugas dari kampus. Untungnya, pihak kepolisian sudah membolehkan Ferdinan pulang. Sekar sendiri menyayangkan kabar keliru di medsos yang menyebut Ferdinan provokator aksi 4 November.

"Tidak ada bukti dia melakukan provokasi, tapi ini sudah viral fotonya di sosmed dan sangat disayangkan membawa-bawa agama," kata dia.

Sekar berharap pengguna medos menghentikan penyebaran informasi tersebut mengingat Ferdinan kehadiran Ferdinan dalam aksi 4 November bukan untuk memprovokasi, melainkan memenuhi salah satu tugas kuliahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement