REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Walau tertinggal di survei, Donald Trump lebih populer dibanding saingannya di pencarian Google di AS. Data yang dirilis Google menunjukkan dominasi pencarian Trump di 38 negara bagian, termasuk Florida dan Michigan.
"Jika melihat lebih dalam, Anda akan menemukan lima penelusuran terkait Trump adalah imigrasi, ras, aborsi, ISIS dan ekonomi, semua jadi topik panas selama kampanye," kata Jason Mollica, pakar media sosial AS seperti dilansir Outlook, Selasa (8/11).
Dia mengatakan, ketika disebutkan kata Trump, orang masih ingin tahu lebih banyak, dan pembaca ingin mengetahui apa yang Trump katakan selama 24-48 jam terakhir. Mollica mencatat, data pencarian Google tidak harus dilihat sebagai gelombang suara untuk Trump.
"Ini menunjukkan kalau orang-orang secara aktif membaca dan mengumpulkan informasi di jam-jam terakhir sebelum hari pemilihan," katanya. Google melihat peningkatan 233 persen tentang cara memilih, dibandingkan periode sebelum pemilihan presiden 2012.
Selain itu, Google telah meluncurkan Doodle pemilu baru yang menunjukkan surat-surat yang memegang kertas dengan bahasa berbeda. Ketika pengguna mengklik Doodle dan mengetik alamat mereka, Google memberi informasi di TPS terdekat dan persyaratan voting.
Twitter turut mendorong masyarakat AS untuk memilih, mempromosikan tagar election day dan informasi melalui akun Twitter pemerintah @Gov. Sedangkan, Facebook mengusung tema Get Ready for Election Day yang memungkinkan pengunjung mendapat info calon.