REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dengan efektifitas tol laut bisa mengurangi terjadinya disparitas harga yang selama ini menjadi masalah di Indonesia. Khususnya dalam hal pangan, Budi mengatakan disparitas harga bisa turun hingga 15 persen.
Budi mengatakan khususnya dalam logistik pangan tol laut sangat mengambil peran. Potensi pengurangan disparitas harga bisa mencapai rata rata 15 persen. Jika selama ini pusat produksi bahan pangan berada di jawa dan harga pangan bisa melambung tinggi di sisi Timur Indonesia maka dengan tol laut bisa berkurang.
"Potensinya memang paling banyak di sektor pangan ya, bisa sampai rata rata 10-15 persen. Itu sudah oke lah, tergantung daerah dan medan juga, makanya kita lakukan konsolidasi dengan berbagai pihak," ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/11).
Budi mengatakan upaya yang terus dilakukan adalah membagi tugas logistik kepada BUMN BUMN yang memang mengambil peran dalam sisi logistik. Integrasi antara Pelindo, ASDP dan Gudang penyimpanan yang dimiliki oleh BGR menjadi salah satu cara untuk membawa barang logistik lebih efisien.
Budi menjelaskan, pihaknya juga sudah bekerjasama dengan beberapa maskapai agar bisa menyediakan load cargo-nya untuk membawa barang kebutuhan pangan di beberapa daerah terpencil seperti Papua dan Kalimantan.
Sekertaris Jendral Kementerian Perhubungan, Sugihardjo juga menambahkan bahwa disparitas harga memang bisa diakumulasikan dengan rata rata 15 persen, tetapi jika dilihat dari lokasi dan jenis barang penurunan disparitas harga bisa mencapai 20 hingga 40 persen.
"Macam macam kok, ada yang 40 persen, ada yang 20 persen sembako, tergantung daerahnya," ujar Sugihardjo, Rabu (9/11).