Rabu 09 Nov 2016 11:59 WIB

Polisi Afrika Mau Culik Menteri Susi

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sidang Umum Interpol ke-85 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali baru saja usai. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tampil sebagai keynote speaker dalam acara tersebut.

Usai sidang, Susi mengaku diikuti oleh kepolisian dari Afrika yang bertujuan untuk menculik dan membawanya ke Afrika. "Tadi saya keluar diikuti bapak polisi dari Afrika. Beberapa dari mereka mau culik saya dan dibawa ke negaranya. Katanya untuk menangani illegal fishing di sana. Saya bilang, izin Pak Presiden, kalau culik saya, nanti kau ditangkap," ujar Susi mengawali cerita usai sidang di BNDCC, Rabu (9/11).

Susi mengaku, kecintaannya terhadap Indonesia melahirkan ketegasannya dalam menindak pelaku-pelaku kejahatan yang melakukan pencurian di laut Indonesia. Semangat itu, dia mengatakan, telah melahirkan rasa posesif dan obsesi untuk melindungi apa yang dimiliki oleh Indonesia dari tangan-tangan nakal para pencuri.

"Saya pikir Indonesia bukan bangsa yang ekspansionis, yang bisa dilakukan kita minimal protecting. Kalau kita cinta negeri, setidaknya kita punya energi untuk itu," tegasnya.

Sebagai pembicara di sidang Interpol ini, Susi mengaku menceritakan seluruh pengalaman serta keseriusannya dan ketegasnya dalam melawan illegal fishing. Karena di matanya illegal fishing bukan sekadar pencurian ikan semata, namun di belakangnya penuh dengan mata rantai keuntungan yang luar biasa di balik tindak pencurian tersebut.  

"Dalam melawan illegal fishing, bukan hanya sekadar pencurian ikan, tapi melibatkan uang yang sangat besar, keuntungan yang luar biasa. Enggak hanya perikanan, tapi juga smuggling dan macam-macam seperti narkoba, miras, rokok, yang dibawa dan diselundupkan antarnegara," ungkapnya.

Kepada 1.500 peserta yang menghadiri sidang Interpol, Susi juga menceritakan bahwa pencurian ikan yang dilakukan oleh sebuah kapal, bisa saja terdiri dari 20 negara. Artinya, mereka bekerja sama untuk mengambil keuntungan dengan melakukan pencurian di laut Indonesia.

"Satu kapal, krunya bisa dari berbagai negara. Benderanya di satu kapal bisa dari 20 negara. Memang melibatkan multinasional dan sebaiknya Interpol mengambil peran yang penting dan sangat dibutuhkan dalam hal ini," ujarnya.

Untuk mengatasi kejahatan pencurian tersebut, Susi juga membeberkan caranya menindak tegas para pelaku. Dengan dukungan dari Presiden RI, dibentuklah satuan tugas (satgas) 115 untuk menyelamatkan masa depan laut Indonesia.

"Jadi hari ini kita share, dan mereka sangat antusias. Apalagi mereka dengar satgas 115 di mana semua badan bisa bekerja sama dari pol air, pol laut, AU, kejaksaan, Kalakhar, Bakamla. Jadi ini contoh satgas yang diinginkan oleh banyak negara. Ini yang membuat mereka mengejar saya dan mereka mau culik saya di bawa ke negaranya. Untuk menangani illegal fishing di sana," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement