REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menilai hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat yang berlangsung kemarin Selasa (8/11) hanya akan memberikan imbas jangka pendek. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, pasar domestik sebetulnya tidak perlu terlalu merisaukan hasil dari hasil pilpres ini.
Meski begitu, Darmin mengaku sebetulnya pemerintah lebih memilih menunggu hasil resmi dari pemilihan Presiden AS dibanding hanya mengomentari hasil perolehan sementara. Seperti diketahui, Donald Trump tercatat unggul dibanding Hillary Clinton dalam perolehan suara.
"Saya nggak mau komentar wong belum terjadi. Nggak usah terlalu dirisaukan. Ya tentu akan ada (pengaruh) tapi jangka pendek aja. Perubahan-perubahan, tergantung siapa yang menang," ujar Darmin singkat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (9/11).
Sementara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, sektor industri sebetulnya lebih terpengaruh oleh keputusan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada Desember mendatang. Namun, ia akui bahwa hasil pilpres AS kali ini juga akan mejadi pertimbangan atas kenaikan suku bunga The Fed.
Airlangga menjelaskan, terpilihnya Trump menjadi Presiden AS tidak akan berikan pengaruh besar bagi sektor industri. Alasannya, perekonomian global akan lebih menggoyang pasa modal yang tidak terlalu berdampak pada industri. Sementara, menurutnya, imbas ke sektor industri akan lebih bersifat jangka panjang. Artinya, bila dilihat dalam waktu dekat maka imbas kepada sektor ini belum terlihat jelas.
"Kalau pemilu AS tergantung pada nanti apakah di akhir tahun ini Fed naikkan interest rate atau tidak, itu kan merefleksikan dari pada hasil pemilu tadi," katanya.