Rabu 09 Nov 2016 17:06 WIB

Menko Polhukam: Jangan Dorong Presiden Ungkap Aktor Politik

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo didampingi jajaran menteri kabinet menggelar konferensi pers terkait Aksi Damai 4 November di Istana Merdeka, Sabtu (5/11).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo didampingi jajaran menteri kabinet menggelar konferensi pers terkait Aksi Damai 4 November di Istana Merdeka, Sabtu (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta jangan ada pihak yang mendesak dan mendorong Presiden Joko Widodo untuk mengungkap siapa aktor politik yang menunggangi aksi 4 November lalu.

"Presiden itu jangan didorong-dorong. Presiden sudah mempunyai pertimbangan tertentu untuk menyampaikan sesuatu kepada masyarakat. Tidak usah dipaksa. Presiden itu kan tugasnya juga banyak," katanya di kantor Kemenko Polhukam, Rabu (9/11).

Wiranto juga mengatakan masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ihwal adanya aktor politik yang menunggangi aksi demonstrasi pada 4 November kemarin. 

"Ya enggak usah khawatir. Ya aktor politik jangan menunggangi dong. Kalau menunggangi kan kekhawatiran muncul di masyarakat," ujarnya.

Aktor politik siapapun itu, lanjut Wiranto, tidak boleh memanfaatkan demonstrasi untuk kepentingan politik. Semua pihak, menurut dia, tentu harus disadarkan agar bertanggungjawab pada apa yang telah terjadi.

"Aktor politik, pelaku demo, aparat keamanan, semua memiliki hak yang sama. Kewajiban yang sama untuk membuat negeri ini aman," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement