REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan ketua umum PSSI periode 2016-2020 pada kongres di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Kamis (10/11) dipastikan digelar secara terbuka. Artinya, proses pemilihan ketua umum PSSI bisa disaksikan secara langsung oleh undangan berikut media yang meliput kegiatan tersebut.
“Kami ingin banyak pihak memantau proses pemilihan ini. Jadi semuanya termasuk media bisa mengontrol secara langsung sistem pemilihannya,” kata Sekretaris Jenderal PSSI, Azwan Karim, Rabu (9/11).
Menurut Azwan, untuk mekanisme pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, hingga 12 anggota komite eksekutif (Exco) dilakukan seperti pemilihan pada umumnya. Pihaknya berharap, pemilihan bisa dilakukan dengan cepat sesuai dengan urutan agenda yang telah ditetapkan. Sesuai dengan jadwal, pemilihan pengurus baru PSSI masuk agenda ke-17 dari 19 agenda yang ada. Pemilihannya akan dikendalikan oleh Komite Pemilihan yang dipimpin oleh Agum Gumelar.
“Urutannya adalah pemilihan ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota Exco. Kami berharap pemilihan ini bisa tuntas sebelum pukul 15.00 WIB," katanya menambahkan. Khusus untuk anggota Komite Eksekutif PSSI. Azwan menjelaskan, sesuai dengan aturan, minimal harus ada satu orang anggota perempuan yang terpilih. Dari 57 calon anggota Komite Eksekutif PSSI, ada lima orang yang bakal bersaing yaitu Esti Puji Lestari, Diza Rasyid Ali, Eva Dwiana, Pinky Hidayati, dan Vivin Cahyani.
Sedangkan, untuk posisi ketua umum beberapa nama familiar akan bersaing menjadi PSSI 1 di antaranya adalah Edy Rahmayadi, Moeldoko, Tony Aprilani, Kurniawan Dwi Yulianto, Eddy Rumpoko, Djohar Arifin Husin, hingga Bernhard Limbong. Edy Rahmayadi yang saat ini masih menjabat sebagai Pangkostrad diklaim menjadi calon terkuat karena didukung pemilik suara mayoritas PSSI.
Sesuai dengan data yang ada, kongres PSSI besok diikuti oleh 107 pemilik suara yang terdiri dari perwakilan klub Liga Super Indonesia (ISL), Divisi Utama, Liga Nusantara, dan asosiasi provinsi. “Kami menggunakan data 2014. Jadi belum ada nama PS TNI. Yang berhak menjadi pemilik suara adalah Persiram. Begitu juga dengan Madura United. Kami tetap mengundang Pelita Bandung Raya,” kata salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Tony Aprilani.