REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo II berencana mengelola dua pelabuhan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan. Proses pengelolaan ini dilakukan agar pelabuhan yang ada bisa lebih hidup dalam distribusi logistik.
Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, pihaknya bakal mengelola dua pelabuhan yakni pelabuhan Sintete di Kalimantan Barat dan pelabuhan Agats di Papua. Kedua pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil namun dengan alur distribusi logistik yang cukup tinggi.
"Kita memiliki pengalaman dalam melakukan pengelolaan pelabuhan," kata Elvi dalam diskusi 'Logistik Indonesia', Rabu (9/11).
Elvi menjelaskan, melalui peralihan pengelolaan ini PT Pelindo II bakal merenovasi sejumlah fasilitas di kedua pelabuhan tersebut. Alat-alat yang ada di pelabuhan akan mengalami peremajaan selain itu akan ada kerjasama dengan sejumlah perusahaan jasa pelayaran dan pihak cargo agar barang yang datang ke kawasan ini frekuensinya meningkat.
Peremajaan dan kerjasama ini diharap juga bisa menekan biaya logistik menjadi lebih murah dibandingkan sebelum pengalihan pengoperasian. Elvi menjelaskan, kondisi sebelumnya ketika masih dijalankan oleh Kemenhub kondisinya belum optimal karena tidak semua pelabuhan memiliki alat bongkar muat yang memadai. Hasilnya kapal yang datang ke Pelabuhan ini tidak terlalu banyak.
Dengan pengoperasian oleh Pelindo II, bukan berarti semua pemasukan akan dikelola Pelindo. Karena pemilik utama tetap di tangah Kemenhub, maka akan ada bagi hasil di mana uang yang didapat akan masuk kas negara menjadi pemasukan negara bukan pajak (PNBP).
Sebelumnya, PT Pelindo II berencana untuk mengambil alih empat pelabuhan, keempat pelabuhan tersebut yaitu Pelabuhan Sintete, Tanjung Batu, Linau, dan Pelabuhan Batam. Namun, karena tidak semua pelabuhan dimiliki seutuhnya oleh Kemenbuh, maka Pelindo II mencari pelabuhan yang lebih mudah dioperasionalkan dan dimiliki Kemenhub 100 persen.