REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemilihan Presiden AS telah selesai dengan ditetapkannya Donald Trump sebagai Presiden AS ke 45. Presiden dari Partai Republik ini dikenal dengan pernyataan rasial dan anti-Islamnya dalam beberapa kampanye lalu.
Namun Konsil Hubungan Islam Amerika (CAIR) meminta umat Islam Amerika tidak perlu khawatir dengan terpilihnya Trump. Dalam Konferensi Pesnya di Washington, Rabu (9/11) waktu setempat, Direktur Eksekutif CAIR, Nihad Awad meminta muslim Amerika diminta untuk tetap tinggal di Amerika.
"Muslim Amerika untuk tetap tinggal di sini," kata dia, dilansir dari Reuters. Awad mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang telah memenangkan pemilihan presiden AS. Ia pun menegaskan Muslim Amerika tidak akan mengalami intimidasi dan tekanan di bawah pemerintahan Trump.
"Kami tidak akan terintimidasi atau terpinggirkan," kata Awad. Sebab Trump sebelumnya telah membuat pernyataan tentang Muslim, bahwa mereka yang berasal dari luar negeri harus dilarang masuk, atau melalui pemeriksaan secara intens terlebih dahulu.
Dan memang ini memang diakuinya, berasal dari banyak aktivis anti-Islam yang vokal menjadi bagian dari para pendukungnya. "Politik adalah politik, dan kefanatikan adalah kefanatikan. Kedua harus dipisahkan," kata Colin Christopher dari Dar al-Hijrah Islamic Center di Falls Church, Virginia.