REPUBLIKA.CO.ID, BERKELEY -- Sekitar 1.500 orang siswa dan guru sekolah menengah atas (SMA) di Berkeley, Kalifornia, keluar dari kelas-kelas mereka pada Rabu (9/11), untuk memprotes kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Mereka menggemakan kata-kata "bukan presiden kami".
"Para siswa berdemonstrasi di halaman Berkeley High School," kata Charles Burress, juru bicara Berkeley Unified School District.
Mereka kemudian beriring-iringan menuju kampus University of California di Berkeley, kota yang dikenal karena politik progresifnya. "Kita duduk di sini, memutar waktu kita ke masa pemilihan 1950. Tahu kenapa Trump membuat kita menyadari betapa kebencian dan kebodohan masih ada," kata serorang siswi yang ikut berdemonstrasi, menurut siaran video langsung yang ditayangkan di aplikasi media sosial Periscope.
Siswi tersebut mengatakan orang-orang dengan kulit berwarna merasa takut akan kemungkinan dikriminasi, keluarga-keluarga imigran sekarang khawatir atas ancaman deportasi yang dilancarkan Trump.
Foto-foto yang diunggah ke Twitter memperlihatkan ratusan siswa sedang melakukan protes. Banyak di antaranya mengusung tulisan-tulisan yang mencela president terpilih itu serta mengibar-ngibarkan bendera Meksiko bersama tagar #NotMyPresident dan #BHSWalkout.
Salah satu janji yang diutarakan Trump saat kampanye adalah bahwa ia mendirikan benteng di sepanjang perbatasan dengan Meksiko guna menghalau para imigran ilegal.
Burress mengatakan sejumlah guru ikut berdemonstrasi bersama murid-murid mereka namun ia tidak menyebutkan jumlahnya. Aksi unjuk rasa juga dilakukan oleh ratusan mahasiswa University of Texas dan beberapa kelompok kecil siswa yang keluar dari kelas mereka di Oakland dan Seattle, Washington.