REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Selasa (8/11) lalu. Selama ini, ia kerap menyampaikan kampanye dengan mengangkat isu-isu kontroversial, seperti mendiskriminasikan Muslim dan imigran.
Bahkan, miliarder itu pernah mengatakan akan mendukung Israel untuk memiliki Ibu Kota di Yerusalem. Seperti diketahui, bagian timur kota itu dinilai sebagai wilayah Palestina dan menjadi bagian dari negara itu di masa yang akan datang.
Menurut Israel, dengan terpilihnya Trump sebagai Presiden AS, membuat harapan Palestina menjadi negara merdeka hilang. Nantinya, seperti janji kampanye Trump, seluruh kegiatan di Ibu Kota Tel Aviv akan dipindahkan ke Yerusalem dan tidak ada Palestina.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina, menilai janji Trump terhadap Israel hanya retorika kampanye. AS sebagai salah satu negara yang memiliki pengaruh besar terhadap konflik dua bangsa itu diyakini akan mempertimbangkan langkah yang diambil menyikapi hal itu.
"Kembali lagi, ada perbedaan antara retorika kampanye dan kebijakan yang diterapkan, dan selama ini belum ada kebijakan yang tidak mendukung Palestina," ujar juru bicara Kemenlu RI, Arrmanatha Nasir, dalam acara press briefing di Jakarta, Kamis (10/11).
Indonesia juga akan terus menjadi garda terdepan untuk memperjuangkan Palestina sebagai negara merdeka. Hal ini termasuk dilakukan melalui berbagai forum dunia.
Baca juga, Donald Trump Menangkan Pilpres AS.