Kamis 10 Nov 2016 14:58 WIB

Mantan Menteri SBY Ini Yakin Siti Fadilah tak Bersalah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Meutia Hatta
Foto: wikipedia
Meutia Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), dari 2004 hingga 2009, Meutia Hatta meyakini, secara intuitif bahwa mantan menteri kesehatan di era yang sama, Siti Fadilah, tidak bersalah dalam kasus dugaan korupsi alat kesehatan yang menjeratnya baru-baru ini.

"Saya tidak bisa bilang karena saya bukan ahli hukum. Tapi saya merasa, intuisi saya begitu (Siti tak bersalah). Dia orang yang penuh dengan ketulusan kepada bangsa ini," tutur dia saat menjenguk Siti di Rutan Pondok Bambu, Jakarta, Kamis (10/11).

Meutia pun berharap, kasus yang menyeret Siti itu segera diputus. Kalau memang tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan negara, lanjut dia, seharusnya Siti tidak berlama-lama di rutan.

"Harapan saya beliau lekas keluar, artinya lekas diputuskan. Sebetulnya kan sudah jelas dari pengalaman yang kita ikuti. Semua sudah selesai. Sekarang urusannya, kasus ini harus ditindaklanjuti," ucap dia.

Meutia pun mempunyai penilaian tersendiri terhadap Siti. Menurut dia, Siti adalah orang yang jujur dan tulis kepada rakyat. Ia pun teringat ketika mereka berdua masuk ke daerah-daerah pelosok secara bersama-sama untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Bagi saya itu yg paling penting. Kita sudah berjuang bersama. Masuk ke pelosok-pelosok negeri, dan tidak banyak menteri yang masuk ke pelosok negeri seperti kami berdua," tutur dia.

Jika ada waktu besuk seperti hari ini, Kamis (10/11), Meutia mengaku akan datang kembali, dan kedatangannya itu adalah sebagai sahabat. "Orang seperti dia kan butuh dukungan. Saya merasa org yang tepat karena kami merasa telah bersama sama selama 10 tahun," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement