REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ilmu pengetahuan di era Timurid tumbuh pesat pada masa kepemimpinan Ulugh Beg. Ia dikenal sebagai penguasa yang sangat cinta dan tertarik pada ilmu pengetahuan. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, terutama astronomi dia buktikan dengan mengeluarkan berbagai macam karya astronomi.
Sebagian karyanya ditulis dengan bahasa Persia, meskipun sebagian besar karyanya ditulis dalam bahasa Arab. Astronomi Barat, Kevin Krisciunas dalam tulisannya berjudul The Legacy of Ulugh Beg, mengungkapkan, pada masa kepemimpinannya, Ulugh Beg berhasil membangun observatorium astronomi.
Menurut Krisciunas, observatorium yang dibangun Ulugh Beg adalah yang termegah di antara tempat pengamatan benda antariksa lainnya yang dimiliki peradaban Islam. Observatorium itu dibangun di Samarkand.
''Ketertarikan dalam astronomi bemula, ketika dia mengunjungi Observatorium Maragha yang dibangun ahli astronomi Muslim terkemuka, Nasir al-Din al-Tusi,” tutur Krisciunas. Geliat pengkajian astronomi di Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201. Namun, aktivitas astronomi yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai terjadi pada 1408.
Salah seorang penguasa Dinasti Timurid lainnya yang menyokong aktivitas keilmuan adalah Baysungur. Dia ikut mempersiapkan Epik Nasional Persia yang berjudul Shahnameh atau disebut juga Shahnameh Baysungur.
Dinasti Timurid ternyata tak hanya sangat berperan penting dalam mengembangkan literatur Persia. Dinasti itu juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah perkembangan literatur Turki. Berdasarkan tradisi literatur Persia, literatur nasional Turki akhirnya dikembangkan dengan menggunakan bahasa Chagatay.
Para penyair Chagatay seperti Mir Ali Sher Nawa'i, Sultan Husayn Bayqara, dan Zaher ud-Din Babur mendorong para penyair untuk membuat berbagai macam puisi dengan gaya bahasa Persia, Arab, maupun Turki untuk memperbanyak khasanah bahasa dalam puisi.
Zaher ud-Din Babur dan Mir Ali Sher Nawa'is merupakan seorang penyair hebat yang sangat mempengaruhi karya literatur Turki. Pada era Timurid, lukisan gaya Persia sangat berkembang pesat. Perkembangan lukisan Persia banyak dipengaruhi oleh perkembangan seni Safawiyah Persia dan seni Cina. Hal itu terjadi karena banyaknya para petualang maupun ilmuwan yang membawa lukisan Cina ke Timurid.
Para seniman Timurid banyak yang mengembangkan seni menyampul buku dengan menghiasi sampul buku tersebut menggunakan kaligrafi, iluminasi, maupun ilustrasi yang penuh dengan warna warni yang indah. Sebenarnya etnis Mongol dari suku Chagatay dan Timurid Khan yang pertama kali mengembangkan seni Persia pada abad pertengahan.
Dalam bidang arsitektur, Dinasti Timurid banyak dipengaruhi oleh perkembangan arsitektur Bangsa Seljuk yang bergaya Islami. Hal ini bisa terlihat dari adanya ubin berwarna turkois dan biru yang menghiasi berbagai macam bangunan dengan mengikuti pola geometri. Bahkan interior yang berada di dalam bangunan Dinasti Timurid juga disusun dan didekorasi mengikuti gaya Seljuk, termasuk lukisan serta relief yang berada di dalamnya.
Arstitektur Timurid benar-benar menggambarkan kesenian Islam yang berkembang pada abad pertengahan di Asia Tengah. Berbagai macam bangunan Dinasti Timurid yang spektakuler banyak dibangun di Samarkand. Bangunan-bangunan di kedua wilayah tersebut banyak juga dipengaruhi oleh arsitektur Mughal, selain arsitektur Seljuk.
Salah satu bangunan peninggalan Dinsti Timurid adalah Mausoleum yang dibangun untuk menghormati Ahmed Yasawi yang merupakan tokoh penting pada masa itu. Bangunan tersebut sekarang berada di Kazakhstan. Selain itu Dinasti Timurid juga membangun mausoleum untuk menghormati Gur-e Amir di Samarkand.
Salah satu ciri khas bangunan warisan Dinasti Timurid adalah simetri aksial yang selalu ada dalam struktur bangunan Timurid. Struktur simetri aksial itu bisa dilihat pada struktur bangunan kompleks Musallah di heart serta Masjid Gowhar Shad di Mashhad. Pada masjid tersebut terdapat kubah dobel yang dihiasi dengan warna yang sangat indah. Arsitektur Timurid juga lebih didominasi arsitektur Persia dibanding India. N Dyah Ratna Meta Novi