Kamis 10 Nov 2016 19:13 WIB

Pendirian Negara Palestina akan Terhenti Saat Trump Jadi Presiden AS

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agus Yulianto
 Pengunjuk rasa perempuan Palestina mengambil posisi di dekat pemukiman yahudi Bet El, Tepi Barat, Palestina.
Pengunjuk rasa perempuan Palestina mengambil posisi di dekat pemukiman yahudi Bet El, Tepi Barat, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennet mengatakan, upaya pendirian negara Palestina akan berhenti saat Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat. Pasalnya, kemenangan Trump dalam pemilihan presiden merupakan kesempatan bagi Israel untuk menghentikan upaya pendirian negara Palestina di tengah-tengah Israel.

"Pendirian negara Palestina hanya akan merusak keamanan Israel," katanya seperti dilansir Newsweek, Rabu, (9/11).

Saat Trump mengambil alih Amerika, ujar Bennet, maka upaya pendirian negara Palestina telah selesai. Tak ada lagi kesempatan bagi Palestina untuk mendirikan negaranya.

Rakyat Palestina melihat Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza sebagai tanah untuk mendirikan negara Palestina yang bebas dari penjajahan Israel. Ini merupakan isu yang terus dinegosiasikan oleh kedua pihak dalam upaya solusi dua negara.  

Namun, selama ini, perumahan bagi bangsa Yahudi Israel dibangun baik di Tepi Barat maupun Yerusalem Timur. Sikap Israel ini ilegal karena melanggar perjanjian internasional dan hukum internasional.

Namun, Trump justru mendukung pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Trump pada Mei lalu mengatakan, Israel harus terus melaksanakan pembangunan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. "Mereka harus terus melakukannya, mereka harus maju."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement