Kamis 10 Nov 2016 19:54 WIB

Kenang Masa Lalu, Pelatih Portugal Menyesal Mainkan Ronaldo Lawan MU

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Israr Itah
Cristiano Ronaldo berbicara dengan pelatih Portugal Fernando Santos.
Foto: EPA/CJ GUNTHER
Cristiano Ronaldo berbicara dengan pelatih Portugal Fernando Santos.

REPUBLIKA.CO.ID, LISABON -- Fernando Santos berada di ambang sejarah besar dalam hidupnya. Ia berpeluang besar menyabet gelar sebagai pelatih terbaik 2016 versi FIFA setelah mengantarkan Portugal menjuarai Piala Eropa 2016.

Bicara tentang tiga dekade pengalamannya di dunia sepak bola, Santos berbagi cerita suka dan duka, salah satunya terkait Cristiano Ronaldo. Ia mengaku 'menyesal' telah menurunkan Ronaldo saat masih menangani Sporting Lisbon pada 2003 silam. Saat itu, Santos jadi pelatih dan Ronaldo merupakan rising star belia Sporting.

Pada musim panas 2003, Sporting melakoni pertandingan pramusim melawan Manchester United (MU) di Stadion Alvalade XI, Lisabon. Santos menurunkan sang megabintang yang kala itu masih 'bocah' berusia 18 tahun.

Ronaldo tak menyiakan kesempatan ini. Ia pun unjuk kebolehan menempati posisi sayap kiri. John O'Shea, bek MU saat itu, dibuat jatuh bangun oleh kecepatan dan trik-trik Ronaldo.

Seusai laga, dua pemain MU, Nicky Butt dan Rio Ferdinand berbicara kepada pelatih Sir Alex Ferguson perihal Ronaldo. Keduanya menyarankan agar Ferguson membeli Ronaldo. Ferguson tak segera mengiyakan, namun bergerak cepat mengumpulkan data sebelum akhirnya memutuskan mengajukan tawaran yang tak bisa ditolak oleh manajemen Sporting.

"Saya memainkannya kemudian menyesal telah melakukan itu karena kami kehilangan pemain yang ternyata kini menjadi sangat besar," kata Santos, dikutip dari Express, Kamis (10/11).

Kepergian Ronaldo saat itu membuat skuatnya porak poranda saat menjalani kompetisi Liga Portugal. Sporting hanya bisa finis di peringkat ketiga. Santos pun didepak dari kursi pelatih. "Sepekan setelah Ricardo Quaresma bergabung dengan Barcelona, giliran Ronaldo yang pergi, itu mengurangi kekuatan kami" kata dia.

Meski demikian, Santos tetap bahagia dengan apa yang saat ini terjadi. Pelatih 62 tahun ini tak pernah membayangkan, kedua pemain yang berpisah jalan dengannya belasan tahun silam mampu bersatu mempersembahkan trofi Piala Eropa 2016.

"Saya tak pernah membayangkan. Kami dipersatukan kembali di timnas Portugal dan mengangkat trofi Piala Eropa 2016 bersama-sama," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement