REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Barack Obama menyambut Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, di Gedung Putih, Kamis (10/11). Mereka membahas mengenai koordinasi peralihan kekuasaan setelah Trump dinyatakan terpilih sebagai presiden pada Pilpres AS, Selasa (8/11).
Keduanya hampir tidak pernah bertemu sebelumnya. Trump diketahui sempat menyulut isu mengenai kewarganegaraan Obama, yang pada akhirnya mengakui Obama dilahirkan di Amerika Serikat.
Obama selama ini berkampanye untuk rival Trump, Hillary Clinton. Ia juga menyebut Trump tidak layak menjadi presiden dan berbahaya terhadap akses nuklir AS.
Obama dan Trump berusaha menyembunyikan ketegangan di antara keduanya, setidaknya sampai pertemuan di Gedung Putih berakhir. Trump direncanakan akan mengambil alih kabinet pada 20 Januari mendatang.
Pada Rabu (9/11), Obama mengatakan meski ia merasa sangat berbeda dengan Trump, ia akan tetap memberikan jalan yang mulus dalam peralihan kekuasaan. Hal itu juga dilakukan oleh Presiden AS ke-43, George W Bush, pada 2008 lalu terhadapnya.
"Delapan tahun lalu, Presiden Bush dan saya memiliki banyak perbedaan yang cukup signifikan, tapi Presiden Bush dan tim tetap profesional dan memberikan kelancaran dalam proses peralihan kekuasaan. Jadi saya minta tim saya untuk mengikuti jejak Presiden Bush," ujar Obama.
Ibu Negara Michelle Obama juga bertemu secara pribadi dengan istri Trump, Melania Trump, di kediaman Obama.