REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor senior Ray Sahetapy menjadi salah satu pemain utama film "Senjakala di Manado". Aktor yang pernah menjalani syuting film "Captain America: Civil War" di Hollywood ini berperan sebagai Johnny, seorang pelaut yang ingin kembali ke keluarganya setelah 20 tahun.
Johnny pergi meninggalkan istrinya usai malam pertama pernikahannya.
Bagi Ray Sahetapy, bisa terlibat dalam film yang mengambil lokasi syuting 100 persen di Manado ini sangat berkesan. Bahkan ia menyebut film ini ia dedikasikan untuk sang ibunda.
"Ibu saya Manado. Jadi saya merasa bangga bisa berbuat sesuatu untuk ibu saya. Terima kasih produser dan sutradara sudah percayakan saya untuk terlibat," ujar Ray Sahetapy kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Ray mengatakan, dalam kesehariannya, sang ibu kerap menggunakan bahasa Manado. Karena itu terlibat di film ini dikatakan Ray membangkitkan kenanganya dengan sang ibu.
"Senjakala di Manado" berkisah tentang Johnny WW Lengkong (Ray Sahetapy), seorang pelaut yang telah 20 tahun meninggalkan keluarganya. Ia telah meninggalkan sang istri sejak malam pertama pernikahan. Kembalinya ke Manado kali ini, ia berharap sang istri dan anaknya Pingkan (Mikha Tambayong) yang telah tumbuh menjadi seorang gadis dapat memaafkannya.
Namun semua itu ternyata tidak mudah. Selain sang istri telah meninggal dunia, Pingkan tidak begitu saja menerima kehadiran Johnny. Pingkan merasa kehadiran Johnny yang tidak merestui hubunganya dengan Brando (Fero Walandouw) kekasihnya justru merusak yang telah berjalan. Walaupun Pingkan dari dulu menginginkan sosok seorang papa, tapi bukan papa yang suka melarang seperti Johnny.
Akankah hubungan mereka bisa utuh?
Film "Senjakala di Manado" rencananya tayang pada 1 Desember 2016. Sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk kegiatan amal.