REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berharap masyarakat tak kembali turun ke jalan untuk melakukan aksi susulan pada 25 November mendatang. Jokowi mengatakan, aksi massa tak perlu dilakukan karena proses hukum sudah berjalan.
"Kita mengharapkan agar tidak ada demo-demo lagi karena proses hukum sudah dilakukan," ucapnya, di Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jumat (11/11).
Sebagian masyarakat memang mengancam akan kembali turun ke jalan apabila tuntutan mereka agar Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum secara adil atas dugaan kasus penistaan agama, tidak dipenuhi. Aksi susulan rencananya akan dilakukan pada 25 November, tepat berselang dua pekan dari aksi massa sebelumnya yang digelar pada 4 November.
Pada aksi massa yang pertama, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan proses hukum terhadap Basuki akan dipercepat dan dapat selesai dalam waktu dua pekan.
Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren At Tarbiyah, Karawang, Ustadz Ahmad Ruhiyat menyarankan Presiden Jokowi untuk terus melakukan komunikasi dengan para ulama agar ummat tidak lagi turun ke jalan untuk melakukan aksi unjuk rasa. Hal tersebut disampaikan Ruhiyat usai diterima Presiden Jokowi di Istana Negara, Kamis (10/11).
"Kami mohon agar Presiden menindaklanjuti komunikasi dengan ulama, terutama dengan habaib, agar demo tidak terulang lagi," ujar dia.
Ruhiyat sendiri mengaku termasuk yang melarang jamaah pesantrennya untuk ikut demonstrasi. Sebab, baginya, pesan yang ingin disampaikan sudah terwakili oleh demonstran yang telah turun ke jalan dalam aksi 4 November lalu.