REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menyayangkan kebijakan partai yang memecat atau menggeser posisi tokoh senior Golkar, Fadel Muhammad. Apalagi jika alasannya terkait dengan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.
"Saya cukup menyayangkan apabila ada kader yang dipecat dengan alasan yang terkait dengan Ahok. Apalagi salah satu yang diberhentikan adalah Fadel Muhammad, yang tidak diragukan lagi kiprah dan ke-Golkar-an selama ini," kata Doli dalam rilis kepada Republika.co.id, Jumat (11/11).
Dengan gerakan yang sudah melibatkan jutaan masyarakat dan menyebar di seluruh tanah air, ia melanjutkan, memang sudah seharusnya Golkar meninjau kembali dukungannya terhadap Ahok. Saat ini, suara kader dan warga Golkar pun sudah begitu massif untuk menolak Ahok.
Menurutnya justru yang meminta Golkar untuk menarik dukungannya terhadap Ahok adalah kader-kader yang peka, aspiratif, serta cinta dan sayang terhadap Golkar. "Kami tidak mau melihat Golkar ikut kena dampak dan menjadi korban ketidak sukaan dan kemarahan publik terhadap Ahok," ujarnya.
Jadi Elite partai di Golkar jangan kehilangan sensitivitasnya dalam melihat realitas di masyarakat. Apalagi selama ini jargonnya adalah 'Suara Rakyat Suara Golkar'. Malah seharusnya yang harus dipersoalkan adalah sikap dan prilaku kader yang justeru telah ikut menambah buruk citra Golkar.
"Seperti Nusron Wahid dengan pernyataan-pernyataan dan sikapnya yang melecehkan ulama dan mengingkari ajaran Islam, yang menambah kemarahan publik," jelasnya.
Ia menilai apabila Golkar masih terus di depan ikut membela Ahok, maka itu sama saja dengan ikut membenarkan tindakan penistaan agama. "Dan itu sejatinya telah mengingkari nilai-nilai yang selama ini menjadi Doktrin Partai Golkar," tegasnya.