Jumat 11 Nov 2016 17:40 WIB

Penyebab Banjir Bandang di Sukabumi Masih Ditelusuri

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Banjir bandang/ilustrasi
Foto: Antara
Banjir bandang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Pemkab Sukabumi masih menelusuri penyebab terjadinya banjir bandang di sejumlah kecamatan. Pasalnya, bencana tersebut sebelumnya belum pernah melanda kawasan tersebut.

Banjir bandang menerjang sejumlah kecamatan di selatan Sukabumi pada Rabu (9/11) lalu. Daerah yang dilanda banjir bandang diantaranya Kecamatan Cidolog, Sagaranten, dan Kalibunder. Jumlah rumah warga yang sempat terendam mencapai ribuan unit.

Data Kecamatan Cidolog menyebutkan, bencana banjir bandang terjadi di lima desa pada Rabu (9/11), yakni Cidolog, Mekarjaya, Cipamingkis, Tegallega, dan Cikarang. Total kerusakan rumah sebanyak 1.029 unit. Rinciannya, sebanyak 156 unit rusak berat, 160 unit rusak sedang, dan 645 unit rusak ringan serta terdampak 68 unit.

‘’Penyebabnya hujan cukup deras pada waktu itu,’’ terang Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi sekaligus ex-officio Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri kepada wartawan di Pendopo Negara Sukabumi Jumat (11/11).

Hal tersebut disampaikan selepas rapat koordinasi penanganan bencana banjir bandang dan longsor.

Selain itu berdasarkan informasi menyebutkan hutan yang ada di sekitar permukiman warga jenis tanamannya homogen yakini pinus. Iyos mengatakan, jenis hutan yang homogen ini dinilai menyebabkan serapan airnya kurang. Namun, informasi tersebut masih harus dilakukan pengkajian lebih lanjut.

Camat Sagaranten Tamtam Alamsyah dalam rapat koordinasi penanganan bencana menambahkan, pihak kecamatan berharap agar kegiatan penebangan pohon harus dicegah. Hal ini untuk mencegah terjadinya bencana. Di Sagaranten kata Tamtam juga diterjang banjir bandang tepatnya di Desa Curugluhur. Dampaknya sejumlah rumah sempat terendam banjir namun tidak ada yang mengalami kerusakan berat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement