REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meluangkan waktu mengurus persoalan di Persebaya 1927. Menurutnya ini penting sehingga membuat tenang pendukung fanatiknya, Bonek Mania.
"Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji juga berharap yang sama untuk meluangkan waktu mengurus gejolak di pendukung Persebaya," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat (11/11).
Ia berharap Risma yang juga merupakan orang nomor satu di Pemkot Surabaya itu memberikan perhatian tidak hanya waktu, tapi pikiran. Pakde Karwo, sapaan akrabnya, khawatir gejolak pendukung di Surabaya akan berimbas ke daerah lainnya, apalagi perseteruan antarpendukung hingga saat ini belum mendapatkan penyelesaian pasti.
"Nanti Polda yang akan mengurus masalah keamanannya, tapi di Surabaya juga harus dijaga," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Ia memisalkan saat Bonek pergi ke Jakarta beberapa waktu lalu yang dikawal oleh Polda, termasuk saat kepulangan kembali ke Surabaya. Terkait belum dibahasnya status Persebaya di arena Kongres PSSI, Pakde Karwo berharap PSSI bisa lebih bijak dan segera melakukan dialog tidak hanya dengan pengurus Persebaya, melainkan juga berdialog dengan para pendukung.
"Saya tidak minta untuk diterima atau ditolak, tapi bagaimana ini diajak bicara karena ini memang murni otoritas PSSI," ucapnya.
Sebelumnya, Kamis (10/11) malam, ribuan pendukung Persebaya 1927 menggelar aksi dengan memblokir jalan, menyegel kantor Asprov PSSI Jatim, bahkan meluapkan kemarahannya karena kecewa terhadap PSSI yang tak membahas status tim kesayangannya di arena kongres. Kasus Persebaya 1927 yang hingga saat ini statusnya belum dipulihkan oleh PSSI akan menjadi prioritas khusus oleh ketua umum PSSI terpilih, Edy Rahmayadi setelah Pangkostrad ini terpilih menjadi orang nomor satu di induk organisasi sepak bola Indonesia itu.