Jumat 11 Nov 2016 18:19 WIB

Indeks Pembangunan Manusia Indramayu Terendah di Ciayumajakuning

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Angka indeks pembangunan manusia (IPM) 2015 Kabupaten Indramayu terendah di Wilayah Ciayumajakuning (Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Faktor pendukung IPM tersebut berasal dari indikator daya beli masyarakat yang disebabkan gaya hidup masyarakatnya yang konsumtif.

Berdasarkan Angka IPM Final Menurut Kabupaten/Kota 2014-2015 dari BPS Provinsi Jawa Barat, angka IPM Kabupaten Indramayu 2015 hanya 64,36. Angka itu paling rendah di antara daerah-daerah tetangganya di Wilayah Ciayumajakuning.

Sedangkan di Jawa Barat, angka IPM Kabupaten Indramayu 2015 menempati posisi keempat terendah setelah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.

Namun, dari segi kecepatan kenaikan IPM 2015, Kabupaten Indramayu menempati posisi pertama dibandingkan daerah lainnya di Wilayah Ciayumajakuning sebesar 1,26 persen. Sedangkan di Jawa Barat, kecepatan kenaikan IPM Kabupaten Indramayu 2015 menempati posisi keenam.

Dalam IPM, ada tiga bidang yang diukur, yakni bidang kesehatan, pendidikan dan daya beli masyarakat. Untuk mengukur bidang kesehatan, digunakan angka harapan hidup (AHH). Bidang pendidikan menggunakan angka harapan lama sekolah (EYS) dan rata-rata lama bersekolah (MYS). Sedangkan daya beli masyarakat dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita.

Untuk AHH masyarakat Indramayu, mencapai 70,59 tahun. EYS 12,09 tahun dan MYS 5,46 tahun. Sedangkan pengeluaran masyarakatnya mencapai Rp 8.769.000 per tahun per kapita.

Kepala Bidang Data Informasi Penelitian dan Analisa Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Indramayu, Dadang Oce Iskandar, mengakui, dari tiga bidang yang diukur dalam IPM, tingkat pendidikan dan kesehatan masih rendah. Menurutnya, hanya tingkat daya beli masyarakat yang tinggi. ‘’(Daya beli tinggi) memang salah satunya karena sifat warga yang konsumtif,’’ kata Oce, Jumat (11/10).

Oce menilai, dengan kekayaan alam yang berlimpah, terutama dalam bidang pertanian dan kelautan, masyarakat Indramayu cenderung merasa mudah untuk memperoleh uang. Karenanya, saat memperoleh uang, mereka akan langsung menghabiskannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement