REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Fisibility Study (FS) atau studi kelayakan kereta Jakarta-Surabaya akan dilakukan pada tahun depan. Hal ini mengingat poyek tersebut bisa membawa dampak ekonomi yang signifikan.
Luhut menjelaskan studi kelayakan tersebut akan dilakukan antara pemerintah Indonesia dalam hal ini dipegang oleh BPPT dan Pemerintah Jepang. Luhut menargetkan, studi kelayakan selesai dalam enam bulan. "FSnya bisa segera tahun depan, BPPT dan Jepang," ujar Luhut di Jakarta, Jumat (11/11).
Luhut mengatakan pemerintah Indonesia bersepakat untuk tetap melakukan studi kelayakan yang berpotensi menyedot dana dari APBN. Dari segi pendanaan pembangunan proyek, Luhut menjelaskan, kereta Jakarta-Surabaya tersebut rencananya didukung oleh pemerintah Jepang. Namun, Luhut belum bisa memastikan apakah bentuk kerja sama tersebut berupa business to business (BtoB) atau antarpemerintah (GtoG). Hal itu akan dipertimbangkan oleh Bappenas.
Luhut mengatakan proyek kereta Jakarta-Surabaya ini mampu menumbuhkan dampak ekonomi yang luas. Ia mengatakan, kereta cepat ini nantinya akan menempuh kecepatan 165 kilometer per jam dengan estimasi waktu tempuh lima hingga enam jam.
"Itu bisa menciptakan lapangan kerja sampai ratusan ribu. Kita berharap itu bisa mulai ya mungkin akhir tahun depan, itu bisa selesai 2019 akhir," ujar Luhut.
Selain membuka lapangan kerja baru, Luhut mengatakan jalur ini juga akan meningkatkan sektor industrial. Menurutnya akan saling berkaitan antara industri dan kemajuan transportasi.