REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni mengatakan DMI akan turut mensosialiasikan program Kemenag pengukuran arah kiblat gratis di setiap masjid. Selama ini banyak masjid di Indonesia yang mengukur tanpa alat dan hanya berdasarkan ilmu falak saja.
"DMI memiliki tugas untuk memfasilitasi kebutuhan setiap masjid saja, kami menyambut baik program pengukuran arah kiblat gratis oleh Kemenag dan memang sudah tugas Kemenag untuk melaksanakan hal ini," jelas dia kepada Republika.co.id, Jumat (11/11).
Menurut Imam, terkait program gratis ini masyarakat maupun DKM masjid banyak yang belum mengetahuinya. Untuk itu, selain DMI, dia menyarankan agar Kemenag juga lebih masif menginformasikannya kepada setiap masjid melalui KUA agar berjalan efektif.
"Kami baru tahu ada program ini sejak 2006," jelas dia. Lagipula, Kemenag juga baru saja memiliki alat pengukur kiblat tersebut, karena selama ini masjid-masjid mengukur arah kiblat dikira-kira saja sesuai dengan ilmu falak," jelas dia.
Apalagi untuk masyarakat yang memang membangun masjid di daerahnya tidak ada yang paham mengenai ilmu falak. Biasanya mereka hanya mengira arah kiblat ke arah barat.
Program pengukuran arah kiblat ini sudah berlangsung sejak 2006 saat Bimas Islam terpisah menjadi direktorat tersendiri. Layanan ini juga diselenggarakan untuk meredam isu yang sempat bergulirtentang pergeseran arah kiblat.