REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Jika sejumlah tokoh politik dan selebritas menyerukan agar warga AS menerima Donald Trump sebagai presiden, lain halnya dengan Jennifer Lawrence. Aktris Hollywood ini justru menyulut api dengan meminta penggemar-penggemarnya untuk marah dan melawan Trump.
"Apakah ini kenyataan pahit? Negara ini didirikan karena adanya imigrasi, namun saat ini hak-hak yang diakui dan dihormati hanya hak-hak warga kulit putih," ujar pemain film Hunger Games tersebut, dilansir dari The Independent.
Namun, kemarahan dan perlawanan terhadap Trump menurutnya bukan disalurkan dengan unjuk rasa. Perasaan itu harus bisa menjadi motivasi agar warga AS bisa lebih produktif untuk membawa Amerika lebih baik meski dipimpin oleh Trump.
Aktris berusia 26 tahun itu mengatakan, warga AS harus mencari cara terbaik untuk menyelamatkan bumi dari masalah lingkungan, mengingat Trump telah mengesampingkan isu penting itu. Meski demikian, Lawrence mengaku sulit berkata-kata jika dihadapi dengan isu kesetaraan gender.
"Jika Anda seorang wanita, seberapa keras Anda bekerja dan belajar, Anda akan selalu khawatir. Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada putri saya kelak. Kita memiliki harapan untuk masa depan," jelas Lawrence.
Menurutnya, perempuan boleh bersedih, tetapi tidak boleh kalah. Perempuan harus bekerja dua kali lebih keras, meski sering mendapat ketidakadilan.
"Jika Anda adalah seorang imigran, jika Anda adalah orang kulit hitam, dan jika Anda seorang wanita, jangan takut, lawan!" ungkapnya.