REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Warganet (netizen) masih bergejolak dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS). New York Post melaporkan, tanda pagar (tagar) #AssassinateTrump muncul di media sosial, khususnya Twitter.
Tidak hanya Donald Trump, wakil presiden terpilih, Mike Pence, juga menjadi sasaran tagar tersebut. Sejauh ini, otoritas keamanan AS masih terus menyelidiki siapa di balik tagar yang bernada ancaman itu.
New York Post juga melansir pengguna Twitter yang berspekulasi siapa yang hendak “membunuh” Trump. Beberapa akun Twitter bahkan menyebut bahwa hari pelantikan presiden AS, pada 20 Januari 2017 mendatang, sebagai tenggat waktu pelaksanaan pembunuhan itu. Meski demikian, banyak pula warganet yang meminta aparat keamanan agar mengusut tuntas penggunaan tagar #AssassinateTrump.
FBI menolak berkomentar lebih lanjut. Namun, pihaknya mengaku terus melakukan investigasi terhadap semua unggahan di media sosial.
Juru bicara pihak keamanan menegaskan, ada perbedaan yang jelas antara unggahan yang mengumbar rencana membunuh presiden dan yang memberi tahu bahwa ada rencana demikian dari orang lain.
Aksi demonstrasi anti-Trump masih merebak di sejumlah kota di AS. Beberapa di antaranya menuai kericuhan antara massa dan kepolisian.
Situasi masih belum menentu. Laman New York Post, Jumat (11/11), mengunggah sebuah foto dinding yang bertuliskan “Bunuh Trump” sedang dibersihkan di Oakland, California.